Yang Tersisa di Akhir Tahun Ajaran

Tahun ajaran sebentar lagi berganti. Seharusnya tinggal memikirkan rancangan selanjutnya. Sudah tidak mengurusi siswa tahun lalu. Namun kenyataannya masih ada sisa-sisa permasalahan.

Sekolah membuat aturan yang K nya masih bisa ditolong tapi masih punya sisa tugas, penerimaan rapor ditunda. Ditundanya rapor itu agar siswa menyelesaikan tugas yang belum diserahkan. Ya di masa pandemi covid-19 ini guru masih berbaik hati untuk memberi kesempatan siswa menyeselaikan tugas.

Hal ini untuk memberi pelajaran bahwa anak tidak dinaikkan begitu saja. Namun, ada rasa tanggung jawab yang harus dipenuhi. Guru harus rela mengurusi siswa yang bandel tersebut. Kalau benar-benar tidak ada greget baru dipertimbangkan naik tidaknya.

[Bu, tugas saya kurang apa?] tanya Zaki.

[ Lho kok tidak tahu] jawabku heran. Hari gini baru tanya tugas. Selanjutnya aku kirim rekap tugas yang harus dikerjakan.

[ Silakan diingat sendiri tugas mana saja yang sudah dikirim]

Sesaat ia diam lalu mengirim hasil ulangan harian.

[Jadi kamu kurang tugas berapa?]

Saya mencoba ngetes dia. Semua percakapan dari awal dalam WA sengaja tidak saya hapus. Jadi tugas yang dikirim bisa dilacak.

[ Kurang tugas 12 saja Bu]

Hem rupanya anak ini mau berbohong. Sudah paling akhir tugasnya tapi tak jujur.

Akhirnya saya sebutkan tugas yang sudah dikirim. Dan kekurangan tugas.

[Ya, Bu] jawabnya singkat.

Tak ketinggalan tugas tersebut saya sampaikan kakaknya yang beberapa hari lalu menghubungi.

Tugas demi tugas dikirim. Jika keliru saya suruh mengubah. Perbaikan demi perbaikan dikerjakan.

[Zaki kamu lunas]

[Terima kasih Bu] tulisnya singkat

Akhirnya kusampaikan pada wali kelas jika Zaki lulas. Rapor pun bisa diambil di sekolah.

Ambarawa, 29 Juni 2021