Siti Khotimah

Wanita yang akrab dipanggil Khotim ini bekerja sebagai guru di SD Negeri 06 Peniti. Perjalanannya menjadi guru dimulai dengan mengabdi sebagai gu...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sekilas Gambaran PJJ di Sekolah Kami

Suatu hari,

A: "Assalamualaikum. Bu, saya orang tua dari .... Saya merasa berat dengan pembelajaran melalui hape"

Me: " Waalaikumussalam. Iya, Ibu. Apa ada masalah? Sebenarnya jika hanya digunakan untuk wa paket seharga 50 ribu cukup untuk satu bulan, Bu. Namun, jika memang keberatan. Ada beberapa solusi. Karena pembelajaran pun tidak full daring. Tetap menggunakan buku paket dari sekolah sebagai sumber utama. Untuk tugas bisa bertanya kepada kawan terdekat. Dikerjakan saja dalam buku catatan. Beberapa hari sekali bisa disetor ke sekolah,"

A: "Kalau hanya orang tua yang menggunakan hape, hemat bu. Tapi anak kalau tahu ada paket lalu untuk main game. Kalau gitu .... 1 minggu sekali setor tugas ke sekolah bu.,"

Me: "Iya bu,

Boleh juga seperti itu,

Atau ibu tegas sama ..., selain jam belajar hape dipegang ibu,"

Nanti saya coba sampaikan ke anak-anak, Bu.

Tapi tetap kendali ada pada orang tua bu, soalnya saya tidak tatap muka,"

A: "Iya buk terima kasih atas waktunya,"

Sepenggal percakapan melalui wa antara saya dengan salah satu orang tua siswa.

Disinilah peran orang tua untuk bisa mendisiplinkan anak dalam menggunakan hape. Hape yang seharusnya untuk sarana pembelajaran daring ternyata lebih banyak digunakan untuk hal lain. Akibatnya quota paket data pun cepat ludes.

Ada juga keluhan serupa tapi tak sama dari orang tua siswa. Ia meminta untuk pembelajaran dilakukan secara tatap muka. Ia memberi masukan supaya anak-anak belajar di sekolah secara bergiliran. Saya pun berusaha menjelaskan, bahwa hal ini belum boleh dilakukan. Bertentangan dengan aturan dari pemerintah daerah.

Memang ada beberapa sekolah yang mengambil kebijakan demikian, namun di sekolah saya tidak. Kami menggunakan sistem kunjungan rumah secara berkelompok. Ada juga yang menerapkan sistem modul. Menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pendidik.

Sementara saya sendiri lebih memilih menggunakan wa. Lebih efektif dan efisien. Saya bisa mendampingi siswa belajar. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk aktif diskusi dan menanyakan hal yang belum dipahami. Namun, satu hari hanya bisa satu muatan pelajaran. Sekitar dua jam daring via wa. Tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai jadwal karena hape dibawa orang tua. Hal ini tidak terlalu masalah. Mereka bisa belajar mandiri dengan menyimak pembelajaran di grup wa. Kelompok untuk kunjungan rumah sudah dibentuk, namun belum bisa berjalan karena tugas lain yang juga menumpuk.

Sekadau, 4 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post