ARLOGI MASA LALU
Hari itu rasanya aku sangat sial. Segala hal yang kulakukan pasti selalu salah. Namun anehnya, aku tak merasa bahwa aku melakukan kesalahan.
Aku dulunya pernah bersekolah di sebuah pesantren modern di suatu daerah. Aku sangat menyukai tempat itu. Banyak teman adalah salah satu alasan kuat untuk menetap di sekolah asrama.
Namun segala keindahannya berubah menjadi petaka sejak minggu pertama sekolah.
Diriku yang baru saja menamatkan sekolah dasar, sama sekali tak memahami soal percintaan.
Namun lain halnya dengan senior-seniorku. Entah kerasukan apa, aku sering menemukan secarik kertas dilaci meja belajarku. Terkadang kertas persegi itu sudah ada dibawah bantal tidurku.
Surat cinta katanya.
Pengirimnya dari berbagai kelas dan berbagai tipe. Aku sendiri tak mengenal mereka.
Namun bukannya bahagia, aku sangat menderita.
Banyak senior perempuan dipesantren cemburu padaku karena teman lelaki mereka mengirimiku surat cinta. Akhirnya, diriku yang tak tau apa-apa itu pun menjadi korban.
Aku mendapatkan hukuman yang berat pada kesalahan yang tak kulakukan
Terkadang bahkan, seniorku sengaja mencari-cari celah untuk memberikan siksaan padaku. Dan seperti anak-anak polos lainnya, aku tak dapat melawan dan menceritakannya pada siapapun.
Akhirnya setiap malam aku menangis.
Seorang teman asrama menghampiriku dan memelukku. Nisa namanya.
Dia menyabarkan diriku yang terisak dan menghiburku. Sejak malam itu, aku dan nisa menjadi teman dekat. Dari situ aku tau bahwa nisa sangat suka menulis cerita.
Aku belajar darinya, sepertinya aku sangat terinspirasi dari nisa. Aku berfikir, jika aku hanya diam dan berkutat dengan buku tulis, maka tidak akan ada alasan para senior menyiksaku lagi.
Tapi memang yang namanya rasa benci tidak bisa berubah dalam semalam, para senior masih juga menggangguku hanya karena aku menerima sebotol minuman dari seorang senior lelaki yang sangat tampan disekolah.
Aku menangis, stress, bahkan sempat ingin bunuh diri.
Setelah setahun, aku menceritakan semua yang terjadi pada orangtuaku. Akhirnya mereka sepakat untuk memindahkanku ke pesantren lain. Aku terima.
Hidupku berubah 180 derajat dan sekarang saya disini, membuktikan bahwa saya lebih baik dari mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar