Bunda Dayah

Seorang pegiat pendidikan anak-anak di kota Banda Aceh dengan mendirikan Komunitas Kampung Dongeng Aceh. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dilema Si PR
Keceriaan anak-anak bermain

Dilema Si PR

Mungkin akan banyak guru atau pengelola sekolah yang tidak sependapat dengan apa yang akan saya diskusikan ini, yakin tentang si PR alias Pekerjaan Rumah.

Kalau ditanya ke orang tua murid, rerata mereka sepakat bahwa PR bermanfaat untuk latihan anak ketika berada di rumah. Alasan lainnya, agar anak tidak melulu bermain, atau bertujuan supaya anak tidak menggunakan gadget di rumah. Malah beberapa orang tua menganggap bahwa tanpa PR, anak tidak akan pernah mau belajar di rumah.

Belum lagi dari sisi guru di sekolah, PR dianggap alat ukur murid rajin, faham, atau malah lebih ekstrim PR diberikan ke murid sebagai hukuman.

Dilema PR ini bukan hanya di level tingkat pendidikan SD, SLTP atau SLTA sederajat, bahkan level paling rendah sekali pun yaitu di TK, PR ini masih dianggap tepat diberikan ke murid.

Suatu hari saya pernah berkunjung ke rumah seorang sahabat, saat itu saya melihat anak sahabat saya yang masih di TK, duduk di sudut ruangan. Saya amati anaknya sangat serius mengerjakan sesuatu di atas meja belajar nya. Ketika saya tanya, ternyata dia sedang mengerjakan PR matematika materi operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian.

Wah, saya sangat terkejut melihat apa yang dikerjakan anak sahabat saya itu, di usia nya yang semestinya dia bermain bebas, namun ia harus mengerjakan PR yang semestinya bukan untuk seusianya.

Izinkan saya memberi catatan penting untuk PR yang saya kutip dari guru saya pak munif chatib.

1. Pendidikan atau pembelajaran mempunyai arti luas, akademis dan non akademis. Zaman NOW ini pendidikan akademis dan non akademis susah untuk dipisahkan. Keduanya saling mempengaruhi. Sekolah adalah tempatnya anak kita mendapatkan pelajaran akademis. Sedangkan di rumah mendapat pelajaran non akademis. Insyallah anak kita akan mendapatkan keseimbangan pembelajaran yang holistis. Pembelajaran non akademis di rumah sangat banyak dan penting, antara lain saling bercerita antara orangtua dan anak-anak terhadap masing-masing aktivitas sehari-hari. Anak berbicara tentang kejadian heboh di sekolah, sedangkan orangtua bercerita tentang kondisi di kantor. Anak bercerita tentang keinginan dan kebutuhannya tentang rasa ingin tahu banyak hal, lalu orangtua memberikan pendapatnya. Bekerjasama mendisain proyek-proyek kreatif di rumah, dan lain-lain. Walhasil kalau didata maka akan banyak sekali tema-tema belajar pada sisi non akademis. Tidak adil dan tidak seimbang kala di sekolah anak kita mendapat materi akademis, lalu dilanjutkan di rumah.

2. Orangtua merasa kesulitan membantu mengerjakan PR anaknya. Penyebabnya mungkin materi pada kurikulum sekarang berbeda dengan zaman orangtuanya dulu. Akhirnya tidak jarang timbul konflik antara anak dengan orangtuanya. Solusi memanggil guru LES di rumah terkadang juga tidak serta merta menyelesaikan masalah.

3. Guru tidak sempat mengevaluasi PR siswa-siswanya. Ajaib sekali, PR yang dirumah setiap hari menjadi biang keributan di rumah. Ternyata oleh guru yang memberikan PR tidak sempat dibahas apalagi dievaluasi. Paling guru hanya melihat siapa nama siswa yang sudah mengumpulkan dan siapa yang belum.

Nah, dari catatan di atas, saya pikir lebih baik kita sebagai guru dan orangtua harus adil kepada anak kita yang hidup pada masa belajar, yaitu kapan mempelajari materi akademis dan non akademis. Percayalah masalah non akademis akan banyak dihadapi oleh anak kita ketika hidup bermasyarakat daripada masalah akademis. Ayo rumah dan sekolah harus bekerja sama menjadikan anak kita climber untuk mendaki abad 21 ini.

Sudahkah menulis hati ini?

Salam Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post