Gerimis Menemaninya Senja Ini
.
.
.
#494
#892
(392)
.
.
.
Gerimis senja tak menyapu rindu
Rintiknya mengekalkan rasa
Ia sudah terlalu lama menjejak
Hingga keabadian mengekalkan
.
Gelombang air yang seharusnya melenyapkan
Mencuci keabadian itu semakin bercahaya
Kian perkasa hingga masa bersatu tiba
.
Begitu ketat menjaga rasa
Di sana kepercayaan diuji masa
.
Gerimis tak kuasa menyapu rasa
.
Angin berkabar memberi kata
Pada keabadian yang bersia
.
Tegak di lapangan berbadai
Tak menggoyahkan raga beranjak
Berlalu belum tercatat pada kamus perindu
.
Masai dalam pergantian musim
Lewat benang-benang halus rasa terkirim
Bersama gerimis ia menanti
Menyiapkan diri bersua sang kekasih
.
.
Aekkanopan, 31102022
Labura, Sumut
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi!
Salam Pak De.