Bunda Suherti

Tinggal di Bekasi Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Catatan Sejarah di Tanggal 16 - 17 Agustus 1945.

Catatan Sejarah di Tanggal 16 - 17 Agustus 1945.

Catatan Sejarah di Tanggal 16 - 17 Agustus 1945.

Tantangan ke 211

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun ( HUT) Kemerdekaan RI yang ke 75. Sejak pukul 07.00 kududuk didepan televisi menyaksikan berbagai tayangan live tentang semua petistiwa atau kejadian di Indonesia dalam rangka HUT RI. Pada akhirnya ku terpaku pada tayangan TVRI dengan tema " Do'a Untuk Negeri" Sebagai mana disampaikan oleh Ustd Mansyur, kita wajib mengingat dan mendo'akan para pejuang negeri. Karena perjuangannya kita dapat menikmati kemerdekaan sekarang ini.

Walaupun juga dikatakan merdeka itu bukan berarti kita bebas dari tantangan, bukan berarti bebas dari tekanan, bukan berarti bebas dari godaan, bukan berarti bebas dari kemiskinan, bukan berarti bebas dari marabahaya dan bukan berarti bebas dari segala cobaan lainnya.

Demikian juga menurutku pentingnya mengingat atau mengenang kembali catatan sejarah bagaimana para pejuang kita atau tokoh - tokoh pejuang kemerdekaan merebut dan memproklamasikan kemerdekaan yang telah dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia selama 75 tahun. Kucoba menuliskan kembali catatan sejarah yang dirangkum berbagai sumber sejarah tentang peristiwa detik - detik menjelang kenerdekaan RI.

Siapa yang tidak tahu soal peristiwa yang dikenal dengan sebutan 'Rengasdengklok' peristiwa di mana presiden Soekarno dan Hatta diculik oleh pemuda yakni Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chairul Saleh. Mereka berdua dibawa ke suatu wilayah Rengasdengklok, Karawang untuk didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan RI.

Penculikan Soekarno-Hatta karena tidak puas dengan jawaban Soekarno-Hatta, golongan muda mengadakan rapat di ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945 jam 20.00 WIB. Rapat dihadiri Chairul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar Subadio, Margono, Wikana dan Alamsyah.

Hasil rapat adalah tuntutan agar bangsa Indonesia sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan dengan menyertakan Soekarno dan Hatta untuk menyatakan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 16 Agustus 1945.

Pada jam 22.00 WIB, Wikana dan Darwis menuju kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta untuk menyampaikan tuntutan golongan muda. Perdebatan menampakkan perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda sehingga muncul ketegangan.

Menjelang 16 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat sekali lagi. Dihadiri juga oleh Sukarni, Yusuf Kunto, Muwardi dari Barisan Pelopor dan Shodancho Singgih dari Daidan PETA Jakarta Shu.

Peristiwa Rengasdengklok

Rapat menghasilkan keputusan untuk mengamankan Soekarno dan Moh Hatta ke luar kota dengan tujuan menjauhkan dari pengaruh Jepang. Dengan didukung perlengkapan tentara PETA, pada 16 Agustus 1945 jam 04.30 WIB, Soekarno Hatta dibawa ke Rengasdengklok.

Rengasdengklok adalah desa di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, sekitar 60 kilometer sebelah timur Jakarta. Lokasi ini dipilih karena letak strategis dekat tangsi PETA.

Meski demikian, penculikan dan upaya penekanan yang dilakukan golongan pemuda kepada Soekarno dan Moh Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia terlepas dari pengaruh Jepang belum berhasil.

Salah satu tokoh golongan tua, Soebardjo mencari keberadaan Soekarno-Hatta sebab akan segera diadakan Sidang Pertama PPKI pada 16 Agustus 1945. Soebardjo mendesak Wikana mengatakan lokasi penyembunyian Soekarno-Hatta tetapi Wikana menolak.

Soebardjo menjelaskan Soekarno-Hatta sangat diperlukan di Jakarta untuk diplomasi dengan Jepang. Tindakan para pemuda akan mendapat balasan dari Jepang sebab mereka sudah diberi ultimatum oleh Sekutu agar tidak melakukan perubahan politik di Indonesia.

Akhirnya Wikana bersedia mengatakan lokasi Soekarno-Hatta. Pada 16 Agustus 1945 sore, Soebardjo diantar ke Rengasdengklok oleh beberapa pemuda. Sehingga Soekarno-Hatta tiba di Jakarta pada jam 20.00 WIB.

Di sana terjadi kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam perang pasifik.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu, di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17Agustus 1945 di lapangan IKADA (yang sekarang telah menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang dipinjam dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler

Demikianlah catatan sejarah sebelum detik - detik proklamasi tanggal 17 Agustus tahun 1945. Semoga dengan selalu mengingat dan mengenang catatan sejarah. Akan tumbuh jiwa perjuangan dan rasa cinta tanah air yang semakin kuat pada jiwa generasi Indonesia. DIGAHAYU REPUBLIK INDONESIA SEMOGA TETAP JAYA !!

#catatansejarah#

#kompas.com#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post