Learning Disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan oleh siswa tidak berfungsi dengan baik. Meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya sub- normalitas mental, gangguan alat indera atau gangguan psikologis lainnya. Gangguan belajar ini berupa gejala proses belajar yang tidak berfungsi dengan baik. Karena adanya gangguan syaraf otak sehigga terjadinya gangguan pada salah satu tahap dalam proses belajarnya.

Ciri - ciri :

​Hasil belajarnya rendah, dibawah rata- rata dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

​Lambat dalam melaksanakan tugas akademik dan perkembangan.

​Menunjukkan sikap/ tingkah laku , cara berpikir dan gejala emosional yang kurang wajar dalam belajar.

​Tidak setara antara IQ dan prestasi.

Gejala :

​Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah potensi yang dimilikinya.

​Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.

​Lambat dalam melakukan tugas dan selalu tertinggal dengan temannya.

​Menunjukkan sikap yang tidak wajar, seperti acuh tak acuh, berpura - pura dan lain - lain.

​Menunjukkan perilaku yang berkelainan seperti membolos, terlambat, mengganggu temannya.

​Menunjukkan gejala emisional yang kurang wajar seperti pemarah, mudah tersinggung dan lain sebagainya.

Masalah :

​ 1. Discovery

​Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.

​Dengan menemukan sendiri maka hasil yang diperoleh betul - betul dikuasai

​Pengertian yang ditemukan sendiri maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan.

​Dengan metoda discovery anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problemnya sendiri.

​2. Inquiry :

​Merupakan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis , kritis, logis, analisis sehingga anak dapat merumuskan sendiri penemuannya.

Menurut Trianto ( 2007). Sasaran utama belajar adalah :

Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.

​Keterlibatan secara ligis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.

​Mengembangkan sikap percaya diri tentang apa yang ditemukan.

3. Discovery - Inquiry :

Adalah cara penyajan pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses mental dalam rangka penemuan. Inquiry berarti mencari. Suatu metoda pembelajaran yang dikembangkan agar siswa dapat menemukan proses mentalnya untuk dapat menemukan suatu konsep, atau prinsip berdasarkan proses inquiry nya dari pertanyaan.

Ada 6 Langkah pembelajaran ( Syamsudin: 2003) dalam metoda ini yaitu :

​Stimulasi (Guru mulai bertanya, mendengarkan uraian masalah.)

​Perumusan masalah ( Siswa eiberi kesempatan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul. Selanjutnya siswa dituntut untuk membuat hipotesis.)

​Pengumpulan data ( siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi yang relevan. )

​Analisis data ( semua data dan informasi yang diperoleh di olah serta di tafsirkan).

​Verifikasi ( berdasarkan hasil pengolahan data dan informasi , guru mengarahkan siswa untuk mengecek hipotesis yang dibuat siswa diawal kegiatan ).

​Generalisasi ( guru mempengaruhi siswa untuk belajar menarik kesimpulan atau generalisasi berdasarkan hadil verifikasi).

Keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada metode pembelajaran , tetapi juga harus ada alat atau media sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan dalam proses belajar mengajar.

Bersambung

#Tantanganmenulis30hari.