Bunda Suherti

Tinggal di Bekasi Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web

Saat Terakhir

Saat Terakhir

Tantangan ke 216

Malam itu ku putuskan untuk mengunjungi Madjidil Harram untuk melaksanakan tawaf wada, dua hari sebelum jadwal pemulangan. Kuambil lebih awal mengingat kondisi kami yang harus bergantian dengan ibuku. Karena kami tidak bisa pergi mengunjungi kakbah secara bersamaan, karena harus ada yang menjaga bapak. Berdua dengan suami aku berangkat dari hotel pukul 20.00 waktu Arab Saudi menuju Masjidil Harram. Sedangkan ibuku rencananya akan melaksanakan tawaf wada bersama rombongan esok malam. Sedangkan bapaku sudah lebih dulu melaksanakan tawaf wada bersama rombongan para manula dengan didorong petugas. Oleh karenanya selama menunggu jadwal pemulangan bapak hanya tinggal di hotel tidak mengunjungi Masjidil Harram lagi.

Seperti biasa dari hotel kami berjalan kaki ke tempat pemberhentian bis keseberang jalan. Suamiku menenteng kursi roda ukuran kecil yang kami bawa dari tanah air. Kami menaiki bis gratis yang selalu berkeliling 24 jam mengantar jemput jamaah dari hotel ke terminal ziyad yang letaknya tidak jauh dengan Madjidil Harram. Jadi kapanpun kami akan mengunjungi Kakbah bis solawat selalu siap mengantar jemput. Karena jarak hotel tempat kami mengingap lumayan jauh kurang lebih 2 km.

Sekitar 20 menit sampai setengah jam kami sampai diterminal ziyad. Lalu kamipun turun, dengan berjalan kaki kami menyusuri jalan menuju pintu masuk Masjidil Harram yang lumayan jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki. Inilah alasan aku membawa kursi roda karena aku tidak bisa berjalan jauh. Tetapi untuk mengurangi beban suamiku, walaupun membawa kursi roda aku berusaha sekuat tenaga untuk berjalan kaki. Apabila sudah tidak kuat barulah aku duduk di kursi roda didorong oleh suamiku. Begitu juga ketika tawaf 2 atau 3 keliling aku berjalan kaki selebihnya di dorong dikursi roda oleh suamiku.

Sebelum memasuki Masjidi Harram suamiku bertanya, untuk memastikan rencanaku. Akan melaksanakan tawaf wada sekarang atau bagaimana. Kusampaikan pada suamiku, sebenarnya aku masih ingin disini, hati ini seakan belum rela meninggalkan negeri ini, dua kota suci yairu Madinah dan Mekkah. Mekkah dengan Masjidil Harram tempat suci yang hampir tiga puluh hari kami kunjungi. Karena dua hari lagi kami harus meninggalkannya oleh karenanya kami harus melaksanakan tawaf wada terlebih dahulu.

Akhirnya kusampaikan pada suamiku, aku ingin berkeliling memandangi kakbah dari lantai utama( pertama) sampai ke lantai terakhir ( empat). Lantai empat yang selama ini aku belum pernah kunjungi. Aku biasa melaksanakan tawaf di lantai tiga yang khusus diperuntukkan jamaah yang memakai kursi roda.

Suamiku menuruti keinginanku, kadang aku berjalan kaki kadang juga duduk dikusi roda apabila kakiku sudah tidak kuat. Seolah belum puas dan belum rela meninggalkan kakbah, aku katakan pada suamiku, kalau aku ingin menginap di Masjidil Harram. Nanti sebelum kembali ke hotel baru melaksanakan tawaf wada. Alhamdulillah saat itu suamiku menuruti saja keinginanku.

Setelah berkeliling memandangi kakbah dan melaksanakan shalat sunah/ taubat serta berdo'a disetiap lantai mulai dari lantai satu sampai lantai ke tiga. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 aku dengan suami naik ke lantai empat. Subhanallah pemandangan yang sangat indah, kuberdiri dilantai paling atas masjidil Harram, air mataku menitik betapa besar keagunganMu. Bahkan aku tak bisa berkata - kata lagi. Kemudian berdua dengan suami aku laksanakan shalat sunah / taubat dan berdo'a untuk kesekian kalinya.

Siamiku menanyakan padaku, apakah langsung tawaf wada apa jadi mau menikmati malam disini. Aku katakan pada suamiku nanti dulu pak aku angin menikmati pemandangan disini sepuasnya dan ingin berfoto. Beberapa foto aku ambil dari lantai empat Masjidil Harram. Semakin kunikmati suasana rasanya aku semakin tidak ingin kembali.

Sambil memperhatikan

Orang dari berbagai negara sedang melaksanakan tawaf terlihat dari atas seperti kerumunan jutaan manusia yang sedang bergerak berputar mengelilingi kakbah. Lagi - lagi suatu hal yang amat menakjubkan, keagungan sang pencipta. Berkali - kali aku meneteskan air mata.

Akhirnya ketika waktu menunjukkan pukul 01.00 WAS, kuputuskan untuk melaksanakan tawaf wada, karena aku berpikir tidak ingin membuat suamiku terlalu lelah. Kamipun melaksanakan towaf wada di lantai empat, setelah tawaf wada kami berdua melaksanakan shalat sunah dan berdo'a di arah multazam, semua do'a kupanjatkan bahkan kuulangi semua do' a yang sudah aku panjatkan baik untuk diri sendiri, maupun untuk keluarga dekat /jauh, sahabat , teman kantor saudara semua yang aku kenal. Air mataku terus mengalir seperti tak ingin berhenti. Kututup do'aku jangan jadikan ini pertemuan terakhirku pada rumah-Mu Ya Allah, izinkan aku kembali kesini pada kesempatan lain. Aamin..Aamiin Ya Allah. Ya Robbal Aalamin..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sibjanallah bu. merinding saya membacanya

22 Aug
Balas

Afwan ibuu, sekedar melepas kangen..terimakasih sudah berkunjung..

22 Aug



search

New Post