Jum'at pagi pukul 7.30 waktu setempat, aku tiba di bandara Kuala Lumpur. Berdua dengan matahariku kususuri lorong panjang bandara menuju stasiun bis. Setelah berputar-putar selama 10 menit barulah kutemukan stasiun bis itu. Setelah membeli tiket seharga 35 RM /orang sekitar 122.000 kalau dirupiahkan perorang tujuan Malaka Center. Sekitar sepuluh menit bis yang kami tunggupun datang. Kamipun langsung menaiki bis. Tanpa menunggu penumpang penuh bis berangkat menuju Melaka Center. Sepanjang jalan aku menikmati pemandangan. Seakan takut kehilangan momen berharga sekali - sekali aku mengabadikan dengan camera HP. Disisi kiri kanan tampak pohon - pohon, bangunan , rumah -rumah dengan type atau model yang sama dengan di Indonesia. Sebagian juga aku lihat perkebunan kelapa sawit yang menghijau sepanjang bukit dan lembah yg dilewati jalur bis menuju Melaka . Pukul 10.30 kami sampai di Melaka Center, akupun turun dari bis kemudian segera mencari toilet umum. Anakku duduk diperon depan terminal bis sambil menunggu tas bawaan kami. Aku amati di sekeliling terminal. Suasana tampak lengang. Hanya ada beberapa orang berlalu lalang. Ada yang turun dari bis dan ada yg datang. Cuaca tampak cerah tapi angin berhembus agak dingin. Kudengar suara burung gagak di langit- langit terminal yang tinggi. Rupanya ada beberapa kawanan burung gagak bersarang di atas gedung. Sekitar bangunan tampak bersih dan terawat untuk ukuran sebuah terminal. Sepuluh menit kemudian datanglah seorang laki - laki muda dengan berpenampilan rapih dan tampak terpelajar. Anakku langsung memperkenalkan padaku. Bu.. ini dr Shukri. O. Ya.. Assalamualaikum..apa kabar jawabnya. Kemudian kami berjalan kearah parkiran belakang terminal. Mataku tertuju pada tulusan " terminal kereta awam ". O..disini ada terminal kereta juga pikirku. Tapi aku tidak melihat kereta di situ, yang ada sederetan mobil bermerk Proto dan Produa mendominasi yang terparkir rapih. Ternyata kereta itu bahasa Indinesianya adalah mobil. Owalah..pantas saja tidak ada kereta di situ. Kami di bawa berpurar - putar mengelilingi kampus UTeM, dengan bahasa melayu dr Shukri menjelaskan bangunan dan tempat yang kami lewati seperti pemandu wisata. Jalan nampak sepi hanya mobil kami yang melewati komplek kampus UTeM. Karena kebetulan mahasiswa sedang cuti. Kamipun di bawa menuju kampus 2 UTem . Kalau dikampus 1 UTeM bangunan lebih sedikit dan lebih sepi, disana hanya ada kantor urusan administrasi dan beberapa fakultas. Kami mampir sebentar di kantor urusan administrasi untuk mengantar anakku menyerahkan over letter, untuk persyaratan membuat Single Antry Visa di kedubes Malaysia yang ada di Indonesia.Tetapi di kampus 2 ini kelihatan lebih ramai lebih banyak bangunan selain kampus ada juga labolatorium praktek yang besar gedungnya seperti pabrik. Karena sudah masuk waktu solat Jum'at, dr Shukri membawa kami kehotel yang letaknya tidak jauh dari kawasan kampus 2 UTeM. Pukul 15.00 dr Shukri menjemput anakku untuk membicakan proyek penelitian dengan anakku. Sedangkan aku menunggu di hotel . Pukul 17.00 anakku kembali ke hotel diantar dr Shukri. Sesampainya di lobi hotel anakku berpesan kalau dr Shukri ingin bicara, karena nanti malam akan berangkat ke Pahang. Akupun turun ke lobi hotel menemui dokter Shukri, sedikit berbincang tentang program kuliah anakku di Malaka sini. Alhamdulillah setelah berbincang - bincang dengan dr Shukri perasaanku menjadi lega. Sedikit keraguan untuk melepas anakku kuliah di Melaka hilang sudah. Kota melaka yang bersih, aman dan tenang, ditambah dengan dosen pembimbing yang ramah dan baik. Semoga ini yang terbaik untuk anakku. Setelah dr Shukri berpamitan, kamipun kembali kekamar hotel. Setelah menunaikan solat magrib, anakku mengajakku mengunjungi tempat wisata Menara Taming Sari yang letaknya tidak jauh dari hotel kami menginap. Menara Taming Sari merupakan ikon kota Melaka. Dengan memesan grab car sampailah kami di Menara Taming Sari. Melaka, 25 Januari 2019. Salam pembelajar literasi.