BungRam

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Di Rumah, Melatih Anak Belajar Tentang  Pengaturan Diri

Belajar Di Rumah, Melatih Anak Belajar Tentang Pengaturan Diri

“Positive self direction is the action plan that all winners in life use to turn imagination into reality, fantacy into fact, and dreams into actual goals.”

(Denis Waitley)

Setelah tiga pekan sekolah-sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran jarak jauh – ‘distance learning’, anak-anak dan sebagian orangtua mungkin sudah terbiasa dengan pola kegiatan yang jauh berbeda dengan pembelajaran yang biasanya mereka lakukan selama ini, yaitu pola belajar dengan tatap muka secara langsung di kelas-kelas, dan juga dengan pendekatan yang konvensional – tutorial, aktifitas belajar semakin beragam, dan kompleksitasnya juga semakin bertambah. Sebagian merasa perlu menambah berbagai sumber ajar di luar silabus yang sudah dibuat, yaitu silabus reguler yang ada kemudian dibuat metode pengajarannya kepada pendekatan berbasis daring. Namun jadwal kegiatan masih berjalan secara struktural formal yang membuat aktifitas belajar jarak jauh ini terkesan menyita waktu lebih banyak dan lebih merepotkan, terutama bagi orangtua karena strukturnya yang formal dan banyaknya tugas-tugas yang harus dipenuhi secara beruntun melalui mode ‘online’.

Pergeseran pola belajar dari tatap muka langsung kepada jarak jauh atau belajar dari rumah sesungguhnya akan memberikan efek yang baik, yaitu membuka peluang emas bagi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran yang otentik dan mendalam yang lebih mandiri, lebih menyenangkan, lebih selaras dengan perkembangan anak-anak kecil — dan jauh lebih mudah bagi orang tua untuk mengelolanya daripada membantu anak-anak mengerjakan tumpukan kertas lembar kerja.

Kemudian pola belajar jarak jauh juga memberikan beberapa pilihan kepada siswa pembelajaran yang membangun motivasi , kemandirian, dan kreativitas intrinsik . Mereka dapat menyelidiki masalah dunia nyata yang menarik bagi mereka, mencari solusi, atau membuat model atau menulis laporan yang meningkatkan kemampuan mereka. Walaupun mungkin sulit di kelas tradisional yang terdiri dari 20-30 siswa, di rumah orang tua dapat memberikan anak-anak mereka lebih banyak fleksibilitas untuk memilih topik untuk dipelajari, buku untuk dibaca, dan cara untuk menggunakan waktu mereka.

Kemudian belajar di rumah membantu terbebas dari persyaratan kurikuler yang ketat di sebagian besar sekolah — yang terlalu banyak berfokus pada pengujian pengetahuan standar — orang tua dapat memberikan waktu untuk eksplorasi mendalam, membangun keterampilan berpikir kritis dan setidaknya keinginan kritis untuk belajar yang akan mengantarkan atau mengaitkan kepada topik pembelajaran yang terkait .

Di rumah orangtua bisa membantu anak-anak menjelajah ilmu pengetahuan yang sangat luas, peluang anak belajar di rumah secara fleksibel akan lebih besar daripada belajar secara terstruktur. Bermain bebas, melempar bola, berlarian, mamainkan permainan tradisional, melakukan ekplorasi di kamar mandi dengan air dan sabun, mengeksplorasi halaman rumah, melakukan main peran sesama keluarga atau saudara di rumah akan memperkaya imajinasi anak. Aktifitas tersebut sejatinya lebih kaya dalam upaya menjelajah pengetahuan baru bagi anak-anak di rumah.

Di sekolah, atau belajar dengan tatap muka langsung biasanya tidak banyak menggali sikap sosial yang tinggi bagi anak-anak kecuali mereka melakukannya secara langsung dengan penerapan kultur sosial yang baik di lingkungan sekolah. Sikap sosial tumbuh karena lingkungan yang mendorong setiap individu berperilaku sosial tertentu. Di kelas, tidak sedikit anak belajar tentang rasa menghargai dan menghormati atau sebaliknya. Di sekolah tidak sedikit anak belajar kepedulian lingkungan atau sebaliknya.

Di rumah, orangtua bisa memfasilitasi anak-anak secara ‘online’ membaca buku tentang sejarah atau budaya yang ingin diketahui anak-anak Anda. Banyak perpustakaan lokal maupun internasional telah membuat katalog digital gratis selama krisis pandemi COVID-19 ini. Setelah anak-anak selesai membaca, minta mereka menceritakan kembali apa yang sudah mereka baca. Bisa juga mereka membuat gambar yang merangkum apa yang telah mereka pelajari. Untuk membangun sikap kritis, orangtua perlu melakukan percakapan dengan bertanya dan mempertanyakan apa yang mereka sudah ketahui. Minta juga mereka bertanya apa yang sudah mereka ketahui dari bacaan yang mereka baca. Kaitkan apa yang mereka ketahui dengan situasi yang sedang terjadi saat ini.

Pembelajaran jarak jauh memberikan peluang yang besar juga bagi orangtua untuk menambah pengalaman belajar yang kontekstual, belajar matematika bisa dilakukan dengan cara yang sederhana dan dengan media yang ada di rumah. Karena biasanya guru memberikan tugas pelajaran ini sangat formal dan tekstual, padahal pelajaran ini bisa dipelajari khususnya bagi anak-anak di sekolah dasar dengan sederhaan dan dengan fakta yang nyata, anak dapat berlatih berhitung matematika dengan benda nyata seperti kancing atau koin. Kemudian melalui kegiatan memasak orangtua bisa mengajarkan memahami konsep dasar dalam pelajaran matematika; besaran satuan, ukuran, pecahan, dan lain-lain.

‘Distance learning’ menghadirkan pembelajaran konsolidasi — tindakan mengkaji informasi untuk memperkuat konsep sehingga mereka bertahan untuk jangka panjang — tidak perlu rumit. Membahas apa yang Anda lakukan setiap hari dapat membantu memperkuat pengetahuan baru. Orangtua bisa menanyakan, bahkan kepada anak di bawah usia 5 tahun tentang apa yang sedang dia lakukan dengan mainannya, bagaimana kucing kesayangannya, kemudian bagaimana supaya kucingnya senang dan nyaman bermain bersamanya di dalam rumah.

Penutup, kita sebagai orangtua sudah sewajarnya memahami kondisi sekarang ini dengan sikap positif dan rasa optimis. Penyesuaian memang kadang membuat kita gundah, bingung, dan bahkan ada yang hampir frustasi karena kesulitan mendampingi anak-anak belajar di rumah dengan tugas-tugas baru yang tidak biasa. Namun yakinlah bahwa proses ini membuat anak-anak kita semakin mampu secara perlahan belajar mengatur dirinya sendiri, belajar menyesuaikan dengan keadaan, dan yang perlu kita syukuri, kita masih diberikan kesehatan, oleh karenanya tetap di rumah, tetap perhatikan hal-hal yang perlu kita hindari agar kita dan keluarga terjaga dari virus corona ini.

[BungRam-Maret-28-20]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nah ini esensi positif distance learning disaat beberapa orang tua mengalami kesulitan membimbing anak-anaknya dirumah. Tidak hanya Orang tua perlu diedukasi tapi juga para guru yang mengkawal pembelajaran jarak jauh ini. Tugas tdk harus tekstual tetapi bisa berbentuk portofolio kegiatan selama belajar mandiri di rumah. Sukses selalu bung ram

28 Mar
Balas

Yup..semoga para guru juga bisa memfasilitasi pola belajar jarak jauh ini dengan konten yang lebih kreatif, bukan memindahkan tugas reguler ke model tugas jarak jauh.

29 Mar

Betul pak, sukses, sehat n bahagia selalu bersama keluarga tercinta ya pak.

28 Mar
Balas

Aamiin. Sukses dan bahagia juga untuk rekan-rekan semua.

28 Mar

Mantap..

28 Mar
Balas

Hatur nuhun

28 Mar



search

New Post