Ketika Manis (Bukan) Rasa
Tantangan Hari ke-1521
#TantanganGurusiana-5
(Semaris)
***
Peribahasa zaman dahulu seolah tak pernah ada kadaluarsanya
Dimana ada gula disanalah semut akan berkumpul bersama
Namun akan berbeda cerita seiring pergeseran waktu dan pergiliran masa
Berkumpul bersama bukan lagi kisah tentang semut dan gula
Tapi tentang kesempatan berbagi jabatan dan siapa yang berkuasa
Ketika manis bukan lagi tentang rasa seolah benar adanya
Kepentingan dan keselamatan pribadi telah menggeser etika dan logika
Menguasai dengan menghalalkan segala cara serta kisah tanpa dosa
Kehancuran sudah didepan mata tak lagi menjadi berita yang menarik untuk dicerna
***
~~ Mendalo Mas, 160324 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mengerikan. Gambaran di Konoha ya? Hehe.... Keren puisinya, Pak.
Dalam betul maknanya, keren Pak Burhani.
Terimo kasih banyak Uni. Sukses selalu
Indah menginspirasi Pak Burhani
Terima kasih banyakMas senior. Sukses selalu
Mantap banget, sukses selalu untuk Bapak
Terima kasih banyak Pak Su. Sukses selalu
Jika bukan rasa terus apa uda...keren puisinya
Hehe. Terimo kasih banyak Uni. Sukses selalu
Bgtlah bila dosa dilakukan dg bangga. Tiada rasa bersalah. Menunggu teguran dari yang Maha Kuasa.
Benar sekali Oma gaul. Sukses selalu
mantap puisinya Pak.
Terima kasih banyak Pak Arif. Sukses selalu
Betul sekali, Mas. Menjadi Malas membahasnya. Biarkan sesuka hatinya. Tunggu karma yang tak boleh dianggap remeh. Sehat selalu..
Kondisi sekarang, berkumpul, berbagi rejeki tapi untuk diri sendiri. Mantap puisinya, Bapak.
Terima kasih banyak Mbakku. Sukses selalu
Dunia telah membutakan mata dan hati yang ada hanya nafsu berkuasa. Sukses selalu Pak Burhani.
Benar sekali.. Terima kasih banyak Mbak Kepsek. Sukses selalu
Mantap
Terimo kasih banyeak Wo Kepsek. Sukses selalu