Pendidikan Terbaik tanpa Sekat
Pada era tahun 2000, sedang maraknya pengembangan sekolah dengan program percepatan belajar atau lebih dikenal dengan kelas Akselerasi. Kegiatan pembelajarannya berbeda dengan kelas reguler, bergitu juga perlakuannya terhadap siswa yang tergabung dalam program tersebut. Namun sangat disayangkan, hanya bisa diikuti oleh siswa yang berasal dari keluarga mampu secara finansial. Karena untuk kegiatan di kelas tersebut memerlukan biaya tambahan. Walaupun mendapatkan anggaran khusus dari pemerintah.
Setelah sejenak program percepatan pembelajaran ditutup, muncul kembali program unggulan dari pemerintah, yang lebih dikenal dengan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Program ini merupakan bentuk ikhtiar dari pemerintah, agar siswa Indonesia bisa eksis di dunia internasional. Kemampuan akademik dan bahasa asing yang menjadi prasyarat program tersebut adalah yang sangat diperlukan.
Kegiatan sekolah rintisan tersebut. Lagi-lagi menyisir hanya kepada siswa yang berlatar ekonomi menengah ke atas. Bagi siswa pintar dan hebat, tapi berasal dari keluarga ekonomi sulit alias keluarga prasejahtera, cukuplah melihatnya dari jauh. Karena ketiadaan biaya, membuat mereka hanya sebagai siswa biasa-biasa saja di sekolah. Jangan berharap lebih terkait program unggulan tersebut. Sekolah tidak bisa berbuat banyak, karena banyaknya tuntutan terhadap program unggulan tersebut. Walaupun kegiatan pembelajaran dan pengembangan RSBI, mendapatkan dana tambahan dari pemerintah.
Adanya ketimpangan dari pelaksanaan program unggulan tersebut, menyebabkan ketidakpuasan masyarakat, sehingga secara perlahan tapi pasti, program unggulan tersebut dihapuskan. Sebagai konsekuensinya semua sekolah penyelenggara kembali berstatus sebagai sekolah biasa.
Menilik berbagai kasus yang terjadi sebelumnya, ternyata tidak membuat pengambil kebijakan sadar, terbukti dengan muncul kembali program sekolah penggerak yang akhirnya bernasib sama dengan pendahulunya.
Fenomena memberikan pelayanan pendidikan berkualitas tanpa sekat, sepertinya masih jauh panggang dari api. Karena pelakunya adalah para pengambil kebijakan. Kehadiran program sekolah yang sedang digagas oleh beberapa pihak terkait tidak berujung sama, dimana peserta didik yang berasal dari keluarga yang ekonomi tidak mampu, tidak terpinggirkan. Sekaranglah waktunya memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada semua peserta didik tanpa sekat.
Profil Penulis
Burhani, S.Pd. Guru SMAN Titian Teras HAS, yang kadang dipanggil Hans atau Ko Achong ini, sejak berkiprah di dunia kepenulisan, telah menghasilkan banyak karya buku tunggal dan buku antologi. Semangat itu terus menerus mengalir seperti air menuju muara. Tidak ada kata menyerah, selalu berbuat yang terbaik, adalah moto yang selalu ia sampaikan. Nomor yang bisa dihubungi 081366188363 dan alamat email: [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow keren banget. Insya Allah lolos
Aamiin. Terima kasih banyak Pak Su. Sukses selalu
Wauw...ulasan keren. Bernas & berbobot sbg pemenang.
Aamiin. Terima kasih banyak Oma gaul. Sukses selalu
Baru tahu saya, pemilik tulisan yang selalu keren ini sering dipanggil Ko Achong. Tapi Memang mendukung sih. Kulit putih, sipit, dan pinter lagi...