Renungan Suci dan Kisah yang Menyertainya
Tantangan Hari ke-1726
#TantanganGurusiana-5
***
Setiap pelaksanaan kegiatan di sekolah, selalu meninggalkan dua hal. Kenangan yang baik dan tentu saja berpasangan dengan hal yang kurang baik. Tidak pula bermaksud mencari-cari kesalahan dari sebuah kegiatan, tapi untuk dijadikan bahan kajian dan pengalaman buruk tersebut tidak terulang kembali dimasa yang akan datang.
Nah, untuk acara Renungan Suci (walaupun sudah tidak dicantumkan lagi kata suci-nya), tapi tetap saja maksud dan tujuannya adalah untuk menyucikan hati kita, hatinya anak-anak, agar kedepan mereka makin sadar akan kesalahannya dan berjanji untuk berubah menjadi lebih baik. Itulah pesan yang tersirat dalam kegiatan renungan tersebut.
Kalau ditanya kepada saya, sejujurnya saya sudah mulai bosan juga menjadi pengisi acara kegiatan ini. Bukan tidak mau atau menolak, apalagi merasa lebih baik. Sama sekali tidak terlintas dalam pikiran dan angan saya dari hal tersebut. Ini saya katakan dalam rapat panitia, tujuannya agar ada generasi berikutnya yang berani mengambil posisi sebagai motivator renungan alias pengisi utama kegiatan tersebut.
Karena sehari-hari di kelas, sebagai guru Sastra Fisika (ini agak sedikit rada eror ya para pembaca). Saya menyebutnya demikian, karena sebagai guru Fisika, tapi sejak dulu ( SD, SMP, SMA sampai kuliah) saya sangat menyenangi yang namanya sastra. Sebut saja nama para sastrawan terkenal di negeri ini sejak zaman Balai Pustaka dan generasi setelahnya. Semua karya sastrawan terkenal tersebut, tuntas saya baca dan bahkan bisa diceritakan ulang kisahnya. Misalnya Salah Asuhan, Siti Nurbaya, Katak Hendak Menjadi Lembu, Robohnya Surau Kami, Dibawah Lindungan Ka'bah, Layar Terkembang, Tenggelamnya Kapal Vanderwicjk, dan lain-lain.
Karena itu pula, saya tidak bisa mengajarkan Fisika dengan sangat serius, bisa bahaya. Loh kok seperti itu? Ya iya lah. Rumus-rumus yang membuat siswa sesak napas, jika tidak diajarkan dengan bercanda serta joke-joke ringan yang memancing tawa, tanpa terasa materi tersebut selesai juga diajarkan.
Berangkat dari hobi berkelakar dalam kelas itu pula, saat saya mengisi kegiatan inti Renungan Suci, Minggu dinihari (061024), ada anak yang sebenarnya sudah hampir menangis saat saya putarkan musik pengantar renungan. Sedih? Tentu saja. Namun kesedihannya justru sirna, saat si anak mendengarkan saya mulai berbicara, anak ini malahan tidak fokus kepada apa isi renungan, tapi mengingatkan kejenakaan saya di dalam kelas. Akhirnya, pada saat sangat banyak temannya menangis, anak ini malah senyam senyum tidak jelas begitu.
Memang benar-benar gokil ini anak. Saat selesai kegiatan, tepatnya setelah shalat subuh, sebelum mereka menuju ruang makan, saya sekilas bertanya,
"Kenapa matanya bengkak nak?" tanya saya kepada anak yang lewat di depan saya.
" Ini gara-gara Ayah. Masa bikin sedih begitu, nyeritaian Mama yang terbujur kaku di rumah sakit dan bendera kuning dikibarkan depan rumah, ya nangislah saya Yah," balas si anak, sebut saja Ika.
"Nah, kamu kenapa senyam senyum nggak jelas gitu?" ujar saya kepada temannya Ika.
"Jujur Yah. Awalnya saya sudah sedih banget saat pertama kali dengar musik pengiring renungan, cuman begitu dengar suara Ayah ngomong, saya jadi ingat cerita lucu Ayah di kelas saat belajar Fisika, langsung hilang sedih saya dan nggak jadi nangislah,,hehe," balas si anak, sebut saja Ami.
Jadi begitulah kisah seru dari kegiatan renungan suci, yang menjadi bagian dari kegiatan Masa Basis siswa baru angkatan ke-31. Semoga anak-anak benar-benar menjadi berubah ke arah yang lebih baik. Tentu saja endingnya menjadi generasi yang hebat akademiknya dan kuat pula karakternya. Sehingga nantinya dapat membanggakan kedua orang tuanya dan sekolah. Aamiin.
***
~~ Mendalo Mas, 071024 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Giat hebat kisah seru, guru multi talent...disayang semua warga sekolah. Sukses selalu segalanya.
Hatur nuhun pisan Teh Eyang. Padahal aslinya, saya itu guru paling kejam dan paling jahat kata anak-anak.. hehe. Sukses selalu
Amin. Lanjut, Bapak. Maksudnya jadi guru sastra fisikanya itu. Hehe...
Hehe. Terima kasih banyak Mbakku. Sukses selalu
Guru kesayangan ini. Sukses selalu Pak Burhani.
Hehe. Tepatnya guru paling jahat dan paling kejam Mbak Kepsek. Sukses selalu