ZULKIFLI

Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok, Sumatera Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kau Tipu Daku, Kau Ku Tipu

Ini adalah pengalaman pertama penulis menjadi orang tua. Adalah sebuah kenyataan yang hampir dialami oleh semua orang tua pemula adalah mereka nekat menjadi orang tua walaupun belum punya ilmu yang memadai tentang parenting. Alhasil, anak pertama selalu menjadi kelinci percobaan. Sebagai orang tua yang masih amatiran, maka ada saja hal-hal sederhana yang kemudian berakibat fatal bagi masa depan si anak.

Seperti yang pernah penulis alami. Sejak si Sulung mulai berakal, dia tidak mau lagi ditinggal oleh orang tuanya yang harus berangkat kerja setiap hari. Maka dicarilah sebuah solusi yang sangat mumpuni pada waktu itu. Setelah kami siap untuk berangkat, maka si anak akan dibawa oleh neneknya pergi bermain-main ke rumah tetangga yang juga ada balitanya. Sehingga si anak betah di sana. Dia pun tak menyadari kalau kedua orang tuanya sudah berangkat dari rumah.

Sepertinya sederhana, hanya karena tak ingin anak menangis, merintih dan mendayu-dayu ketika orang tuanya pergi, maka dia pun sebenarnya sudah ditipu dengan cara yang halus dengan cara membawanya pergi ke tempat lain. Namun, di lain waktu hal inilah yang menjadi boomerang bagi orang tuanya.

Setelah dia mulai beranjak besar dan menempuh pendidikan di Sekolah Dasar, maka keadaan pun mulai berobah. Dia tak lagi risau dengan kepergian kedua orang tuanya di pagi dan petang hari sekalipun. Namun yang ada suatu moment yang kami tersintak dan terbangun dari mimpi yang salah selama ini.

Ketika itu, dia baru saja pulang sekolah. Setelah makan, dia pun menonton televisi di ruang tamu. Sementara saya sendiri menidurkan adiknya di dalam kamar. Sebelum masuk kamar, saya sudah pesan agar dia tak pergi kemana-mana. Dia hanya mengangguk-angguk kecil tanda setuju. Waktu pun berlalu. Sesekali terdengar suara lirihnya tertawa sendiri ketika menonton film kesukaannya. Namun, setelah sekitar satu jam, tak ada lagi suara terdengar selain suara televisi itu sendiri. Akupun segera keluar kamar. Ternyata dia sudah menghilang, raib entah kemana.

Disinilah saya mulai tersadar, bila dahulu aku yang sering menipunya, maka sekarang aku juga ditipunya. Dia pergi diam-diam tanpa memberitahuku. Yah... seperti sebuah lagu saja, kau tipu daku, kau kutipu juga. Ini adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga dalam menjadi orang tua. Jangan lagi menipu si anak dengan alasan apapun itu. Lebih baik jujur dan terbuka dari pada harus berbohong. Karena itu artinya, kita yang mengajarkan mereka untuk menjadi penipu yang ulung. Na’uzubillah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siip

14 May
Balas



search

New Post