ZULKIFLI

Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok, Sumatera Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Krisis Budaya Baca Melanda Negeri

Sebut saja namanya si Boy. Seorang laki-laki gagah perkasa dengan otot-otot kekarnya. Baju kaus lengan pendek berwarna putih itu tak kuat menahan desakan otot lengannya sehingga tampak seperti mau merekah saja. Pandangan matanya juga tak kalah tajam seperti seorang body guard yang sedang mengawasi gerak-gerik orang yang mencurigakan.

Sementara itu, di depannya terpampang sebuah daun pintu kaca tebal berbingkai aluminium ringan. Berulang kali dia mencoba membuka pintu toko itu dengan cara menarik gagangnya dengan segenap tenaga yang dimilikinya. Namun, pintu tanpak tak bergeming. Jangankan terbuka, bergerak sedikit saja pun tidak. Si Boy nampak keheranan. Bahkan sesekali muncul pikiran buruk tentang si pemilik toko yang mungkin punya ilmu hitam multiguna sehingga pintunya tidak bisa dibuka dengan mudah seperti toko pada umumnya.

Waktu pun berlalu. Tiba-tiba datang seorang remaja tanggung dengan badan yang agak ringkih. Cara jalannya saja sedikit sempoyongan. Kaki kacilnya tampak sangat berat ketika diajak melangkah menelusuri halaman toko yang hanya beberapa meter persegi itu. Setibanya di depan pintu toko, dia masih melihat Si Boy berdiri termangu di sana. Dia pun memandang tajam ke arah remaja tanggung bernama Udin ini.

“Permisi, Bang. Saya mau masuk juga” katanya sambil sedikit membungkukkan badan dan menjuntaikan tangan ke arah bawah pertanda dia sangat menghormati pemuda tegap di hadapannya.

“Silahkan, Dik. Kalau kamu bisa!” Jawab Si Boy dengan nada seperti meremehkan. “Saya saja yang kuat begini tidak bisa, apalagi kamu yang jalannya seperti mau tumbang saja” gumamnya dalam hati.

Tanpa berpikir panjang, Udin pun menarik nafas dalam-dalam sambil mengambil ancang-ancang untuk membuka pintu toko tersebut. Maklum tenaganya tidak terlalu kuat juga. Akhirnya segera Udin menggeser daun pintu toko itu ke arah samping. Pintu pun segera beranjak ke arah yang diinginkan oleh Udin tanpa ada penolakan yang berarti. Sementara itu, Si Boy makin keheranan dan kebingungan sendiri. Mau bertanya tentang ilmunya si Udin pun rasanya malu juga.

Ternyata, rahasianya hanya sederhana saja. Udin segera mendorong daun pintu itu ke samping kanan karena jelas-jelas di kaca pintu itu tertulis tulisan : “Geser ke samping”. Sementara itu Si Boy tak sempat memperhatikan apalagi membaca tulisan itu. Kalaupun telah dibacanya berulang kali, mungkin dia tidak paham dengan maksudnya. Sehingga dia justeru celingak-celinguk ke kiri dan ke kanan karena menyangka posisi berdirinya kurang ke kiri atau kurang ke kanan.

Hahaha... santai aja kali, Sob ! Ini adalah sebuah ilustrasi betapa darurat membaca itu sudah melanda sebagian besar masyarakat kita. Seperti salah satu kejadian belakang ini. Dimana salah seorang teman FB penulis membagikan sebuah link berita dengan judul “Abdul Somad ditangkap polisi karena ketahuan mencopet.” Netter langsung heboh. Banyak muncul ikon emosi dan kemarahan menanggapi postingan tersebut. Tak sedikit pula sumpah-serapah, caci-maki dan kalimat hinaan muncul di kolom komentar. Bahkan ada yang terlihat sangat emosional dalam menanggapi sehingga nyaris saja terjadi baku hantam walaupun hanya di dunia maya.

Padahal, kalau mereka mengklik tautan itu dan membaca berita sebenarnya maka hal itu tidak akan terjadi. Di dalam berita itu memang ada seseorang laki-laki yang bernama Abdul Somad ditangkap oleh kepolisian di Kota Medan karena mencopet. Namun tentu saja lelaki itu bukanlah Ustaz Dr. Abdul Somad, LC. MA yang keilmuannya tidak diragukan lagi itu. Bahkan di setiap pengajiannya selalu penuh sesak oleh jemaah yang hadir.

Begitulah keadaan darurat membaca yang melanda sebagian masyarakat kita. Sehingga lansung terprovokasi dengan judul sebuah tulisan saja tanpa membacanya dengan lengkap dan teliti. Hal ini tentu sangat miris sekali. Di tengah zaman yang penuh kemajuan teknolgi ini, justeru tidak dimanfaatkan dengan baik karena malas membaca. Padahal ayat yang pertama Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca.

Semoga tulisan singkat ini bisa memberi manfaat hendaknya bagi kita semua. Mari kita tingkat budaya membaca dan menulis sebagai awal dari sebuah kemajuan berpikir dan bersikap.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yuk kita terus kampanyekan!

04 Mar
Balas

Setuju Omjay... Bila membaca adalah jendela duniaMaka menulis adalah pintunya dunia

04 Mar

Membaca mengenal dunia, dengan menulis dunia akan mengenal kita. salam kenal pak Zul, ambo dari Padang. Salam literasi...

04 Mar
Balas

Salam kenal pulo baliak, Buk... Terima kasih sudah berkunjung, Buk

04 Mar



search

New Post