ZULKIFLI

Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok, Sumatera Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sudut Pandang, Awas Meradang

Sudut Pandang, Awas Meradang

Langit masih terlihat kelabu. Awan-awan hitam masih bergelayut di ujung langit. Dinginnya udara menusuk ke sendi-sendi tulang. Mentari hanya mengintip saja dari balik tirai awan. Mungkin dia sudah lelah menyemburkan sinar cantiknya dari celah-celah awan. Juga sebagai pertanda hari yang akan berganti. Sudah hampir tiba waktunya bagi rembulan menggoda dengan pesonanya.

Segera ku keluarkan motor merah marun yang sudah mulai pucat dimakan usia. Apalagi di sini udaranya juga sangat dingin. Si sulungku pun tak sabar sekedar JJS (jalan-jalan sore) menghilangkan segenap kejenuhannya. Tak lupa Aku siapkan secangkir kopi untuk menghangatkan badan sekaligus penghilang pusing akibat terlalu lama memandang layar laptop dan hp selama pembelajaran daring.

Setelah sampai di tempat yang dituju, Aku pun memarkir motor di tempat yang tersedia di depan sebuah masjid yang mungil namun sangat indah. Ummi namanya. Masjid ini terletak di tepi salah satu danau kembar tiga di daerah Alahan Panjang, Solok-Sumatera Barat. Tepatnya di tepi danau Diatas. Walaupun sebenarnya danau ini berada di ketinggian yang lebih rendah dari danau Dibawah, kembarannya.

Segera kami turuni satu persatu anak tangga tembok menuju tepian danaunya. Kemudian, aku pun duduk di sebuah pelataran sederhana di tepi danau. Gelas kopi berwarna merah itu pun ku biarkan berdiri gagah di depanku. Tiba-tiba semilirnya angin berbisik. Segera ku keluarkan lagi sebuah smartphone dan langsung mengarahkan kamera digitalnya dari balik gelas kopi.

Alhasil, tampaklah sederetan bukit di seberang danau dari berbagai sudut pandang kameranya. Gambar pertama, memperlihatkan gelas kopi yang jauh lebih rendah dari pada puncak bukit yang tampak membiru itu. Pada gambar kedua, gelas kopi terlihat sama tinggi dengan puncak bukit. Sedangkan pada gambar ketiga, gelas kopi terlihat lebih tinggi dari pada puncak bukit.

Nah, itulah teori sederhana “sudut pandang”. Walaupun objek yang sama, bila dipandang dengan cara dan sudut yang berbeda maka akan menghasilkan pandangan yang berbeda pula. Sama halnya dengan dengan gunung Marapi yang “kamari mahadok” (memandang ke sana-sini). Jika dilihat dari daerah Batusangkar, maka dia akan menghadap ke Batusangkar. Dipandang dari Padang Panjang, dia juga menghadap ke sana. Ditatap dari Bukittinggi, dia juga menengok ke sana.

Sebuah pepatah tua Minang Kabau mengajarkan “Alam takambang jadi guru”. Alam yang terbentang luas sedemikian rupa mengajari kita tentang berbagai hal. Termasuk teori sudut pandang.

Makanya, dalam kehidupan bermasyarakat kita juga harus mampu memperluas dan memperbanyak sudut pandang yang mumpuni. Sehingga kita memiliki pandangan yang lebih arif dan bijaksana. Tak cepat menyalahkan orang lain, hanya karena berbeda sudut pandang. Tak mudah mengahakimi orang lain dan memberinya label negatif hanya karena tidak sepaham dengan kita.

“Kok sampik kupiah di kapalo, usah kapalo nan ditarah. Tapi tuka jo kupiah nan labiah lapang”. Begitu kata-kata hikmah yang disampaikan oleh salah seorang Ninik Mamak dalam uraian petuahnya. Artinya, kalau kopiah yang dipakai sudah terasa sempit, maka jangan pula kepalanya yang diperkecil. Tetapi gantilah kopiahnya dengan ukuran yang lebih besar dan lapang.

Maknanya yaitu, apabila kita melihat orang lain dengan pandangan yang berbeda dengan apa yang selama ini kita pahami, maka jangan buru-buru mengatakannya salah. Justeru perbaikilah cara pandang kita terhadap permasalahan itu. Sehingga didapati sudut pandang yang lebih luas. Pemikiran yang lebih maju dan terbuka.

Umar bin Khattab pernah mengatakan : “perhatikanlah apa yang disampaikannya, jangan hanya melihat siapa yang menyampaikannya”.

Dengan demikian, melalui sudut pandang yang lebih luas dan beragam, maka kita akan terjauh dari sifat angkuh dan sombong karena merasa lebih tua dan berpengalaman. Kita bisa menghindari jebakan kedangkalan fikiran yang justeru akan menenggelamkan kebenaran yang sebenarnya. Kita akan mampu beradapatasi dan meng-upgrade diri menjadi lebih baik, arif dan bijaksana di tengah gelombang badai kehidupan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Gambar bisa ditampilka di baeah tulisan gimana caranya?

29 Jul
Balas

Fotografer bersksi bila lihat objej unik, menarik

29 Jul
Balas

Ide itu datang tiba-tiba saja buk

30 Jul

Setelah selesai menulis, lalu ada klik bagian insert picture. Upload gambar kita. Ukuran maksimalnya 2 MB

30 Jul
Balas

Salam kenal pak

30 Jul
Balas

Sama-sama buk...

30 Jul



search

New Post