Laptop merupakan alat yang penting bagi guru untuk saat ini. Digunakan untuk menyiapkan pembelajaran, maupun untuk pekerjaan administrasi yang lain. Apalagi bagi penulis, mungkin laptop atau komputer adalah alat yang sangat vital.

Seperti yang saya alami sekarang ini. Saya memang bukan penulis, tapi setelah mengikuti pelatihan sagusabu beberapa waktu yang lalu. Keinginan untuk belajar menulis semakin kuat.

Durasi penggunakan laptop terasa lebih sering, dari waktu sebelumnya. Walaupun mata sedikit agak terasa kabur, tapi itu tidak bagitu saya hiraukan. Bangun tidur buka laptop, dikantor buka laptop, pulang sekolah buka laptop, sebelum tidur buka laptop. Hampir setiap kesempatan saya gunakan untuk buka laptop.

Tidak seperti waktu sebelumnya. Dulu buka laptop hanya karena ada tugas yang harus dikerjakan di laptop. Sekarang sering buka laptop lebih karena keinginan saya untuk belajar menulis. Agar tulisannya semakin ‘lunyu’, kata Mas Eko (pemred MediaGuru).

Laptop yang saya gunakan jarang saya ‘shutdown’, paling-paling hanya ‘sleep’ aja. Pada pengaturan tertulis “screen on battery power, turn off after 5 minute”. Mungkin maksudnya, saat laptop menggunakan tenaga batere, layar akan mati setelah 5 menit jika tidak digunakan.

Sedangkan pengaturan screen saver, di situ tercantum “wait 2 minute”, maksudnya mungkin, jika laptop tidak digunakan selama 2 menit, maka akan mengaktifkan ‘screen saver’. Yaitu tampilan layar yang berubah menjadi text yang melayang-layang.

Setiap menggunakan laptop, selalu saya ingin segera menulis dan menghasilkan karya yang bisa saya ‘publish’ di Gurusiana. Atau bahkan karya yang berupa buku yang bisa diterbitkan oleh MediaGuru.

Namun ketika saya buka laptop, tidak jarang saya kemudian hanya diam. Mata saya memandang layar kosong. Jari-jari siap di atas ‘keyboard’, namun tidak bergerak. Tiba-tiba, “pet” muncul text melayang-layang di layar. Screen saver pun sudah aktif di laptop saya.

Biasanya dengan spontan saya sentuh ‘mouse’ agar layar kembali pada keadaan semula. Tapi lagi-lagi ‘screen saver’ nongol lagi, lagi dan lagi. Bahkan pernah tidak cukup hanya ‘screen saver’, tapi sampai keadaan ‘sleep’.

Saya selain menjadi guru juga mendapat tugas untuk menjadi kepala perpustakaan sekolah. Setiap tahun pelajaran, bahkan setiap semester kami mengadakan lomba atau penghargaan yang berkaitan dengan perpustakaan ataupun literasi. Banyak kategori yang dilombakan, diantaranya ; baca puisi, story telling, pengunjung teraktif, peminjam teraktif, kontributor mading terbaik, dan lain sebagainya.

Untuk mempersiapkan akhir tahun pelajaran yang akan datang, saya pernah bertanya pada teman-teman pengelola perpustakaan sekolah. “Untuk tahun ini kategori apa saja yang akan kita lombakan?”. Mereka pun menjawab “Screen Saver Teraktif”. Kalimat yang sekarang menjadi guyonan kami.