ai nurapriani

Hai! Welcome to Catatan Nura. Silakan bisa panggil Ai, Nura, Apri atau apapun yaa. If you wanna see other stories of me you can follow @aina.nura on...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menulis Diantara Lirik Nostalgia

Acara Workshop Penulisan Bahan Literasi Bagi GTK PAUD dan DIKMAS dibuat sersan (serius tapi santai). Panitia memutar lagu kekinian saat pelatihan. Celakanya lagu-lagu itu mengganggu konsentrasi Mba Nura, salah satu peserta asal Bandung.

Berulang kali, gadis berkacamata itu hanya mengernyitkan dahi. Mencoba memusnahkan kebingunan. Mencari kata yang tepat untuk dituliskan. Tapi bagaimanapun, dia tetap sulit berpikir. Rumit menemukan alur, gagal membuat yang terbaik.

Mba Nura kalang kabut ketika trainer menyuruh menulis dengan cepat. Entah dia mau menuliskan apa. Intinya dia sedang diburu waktu, bak dikejar tsunami. Diburu waktu untuk menuliskan sesuatu yang tak tau berujung apa.

Alamak! Susah sekali untuk menuliskan bacaan yang bertema dan enak dibaca. Lirik-lirik lagu itu terus memutar di otak Mba Nura. Wajahnya memerah, hidungnya kembang kempis, kacamatanya melorot. Tulisannya baru sampai di judul.

“Kini akhirnya kulewati, sepi harikuuuu…” Eaaaa itu lagu terus membombardir pikiran Mba Nura. Peserta pelatihan penulisan bahan literasi asal Bandung. Jika dilihat, sekarang dia senyum, senyum sendiri. Tertawa ndak jelas. Sesekali tangannya tetap diam, tak menghentak apapun dan tak mengasilkan apapun di layar laptopnya. Bingung.

Kemudian, lagunya berganti. Entah apa judul lagunya.

Astagaa, jujur pelatihan ini betapa menyiksa. Menyiksa? Iya? Benarkah? Lihat saja Mba Nura hanya ikut bernyanyi, tanpa memikirkan alur tulisannya. Kemudian, trainer nya ituloh. Kocak, memberi pelatihan dengan banyak pujian. Tapi, pujian yang sekaligus menyentil.

“Kehilanganmu” lirik lagu yang berikutnya. “Pegang tanganku, bersama jatuh cinta” apapula ini lagunya terus diputar, terus mengitari ruang nostalgia Mba Nura. Tangannya mulai dingin. Keringat sebesar butiran jagung mulai menelusuri pelipisnya. Detak jantungnya tak kalah cepat dengan hentakan tangannya pada keyboard laptop.

Akhirnya, Mba Nura malah tertawa sendiri. Menatap tulisannya. Menggelengkan kepalanya. Tertawa lagi. Tandanya dia tak mengerti.

Pak, Buk. Nura itu saya, Ai Nurapriani, wanita yang terlahir di bumi pasundan dua puluh dua tahun yang lalu. J

Penulis adalah peserta Workshop Literasi GTK PAUD dan DIKMAS angkatan ke-4.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post