Chadijah Masli,S.Pd

Chadijah Masli, S.Pd., lahir di Baroko, Kabupaten Enrekang pada 3 November 1972. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 120 Baroko tahun 1985, SMP Negeri ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kau Kembali Ketika Aku Tersandung (Tagur ke-246)
Dok. Pribadi

Kau Kembali Ketika Aku Tersandung (Tagur ke-246)

Sekitar pukul lima sore, bu Aisyah berkemas-kemas keluar rumah. Tak lupa dia mengenakan dua cincin di jari manisnya. Namun saat dia mengambil tempat perhiasannya itu. Tiba-tiba saja terlepas dari tangannya. Spontan saja tangan kanannya menangkap satu cincin. Sedangkan cincin yang satunya terjatuh. Dia lalu mencari di bawah meja toiletnya. Namun dia tak menemukannya. Karena buru-buru mau keluar dia mengabaikannya.

 

Sebelum tidur bu Aisyah kembali mencari cincinnya yang hilang. Di setiap sudut kamarnya tak lupa dari penjelajahannya malam itu. Dia mencarinya di bawah kursi toiletnya namun tak ada juga. Tak lupa dia mencari di bawah tempat tidur juga. Namun dia tak menemukannya juga Dia lalu berpikir mungkin ada di kolong lemarinya. Karena kolong lemarinya sangatlah kecil, maka dia lalu mendorong lemarinya. Namun rasanya terlalu berat untuk digerakkan. Dia lalu berpikir bagaimana caranya agar bisa menemukan cincinnya di bawah lemari yang tinggal satu-satunya harapan untuknya. Dia lalu menyalakan lampu gawainya agar bisa menerangi kolong lemarinya. Namun hasilnya tetap sia-sia. Cincin itu belum ditemukan juga. Dia pun mengikhlaskan jika cincin itu tak jadi miliknya lagi.

 

Pagi-pagi bu Aisyah ingin berbelanja ke pasar. Seperti biasanya dia selalu mengenakan cincinnya sebelum keluar rumah. Namun dia baru ingat jika cincin yang satunya belum ditemukan semalam. Bu Aisyah menarik nafas dalam-dalam berusaha mengikhlaskannya. " Kalau cincin itu memang masih rejeki aku, maka aku pasti akan menemukannya kembali." ucapnya berpasrah diri. Setelah selesai berbenah diri. Dia menghampiri dompetnya yang tergeletak di meja toiletnya. Tiba-tiba kakinya tersandung di kursi. Ketika dia bermaksud menunduk memagangi kakinya yang sakit. Matanya tertuju pada suatu  benda berkilau di ujung sarung yang sedikit terlipat di kursi toiletnya. Dia lalu memeriksanya. "Alhamdulillah, akhirnya aku menemukanmu"  ucapnya penuh syukur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pentigrafnya keren menewen bun, salam literasi

00:29
Balas

Makasih bu Ihdassadri. Salam sukses

10 May

Keren bu pentigrafnya, salam literasi

05 May
Balas

Makasih atas kunjungannya,bun. Sukses selalu.

06 May

Mantap, kalau memang rezki maka tetap di tangan

06 May
Balas

Benar let. Makasih sudah mampir

06 May

Benar let. Makasih sudah mampir

06 May

Alhamdulillah. Keren Bunda, ketika sesuatu kita ikhlaskan, Allah membalasnya dengan kebaikan. Ternyata rezeki kita tak pernah tertukar. Sukses selalu ya Bun.

06 May
Balas

Makasih apresiasinya bun. Salam sukses

06 May

pentigrafnya menarik bu

05 May
Balas

Makasih bu. Sukses selalu

06 May



search

New Post