Pukul 23.00 saat ku terjaga dari tidurku. Gawai masih kugenggam di tanganku. Aku baru menyadarinya jika hari ini belum menyetor tulisan di blog gurusiana. Mataku yang semula masih berat menjadi cerah seketika. Aktifitasku hari ini membuat aku lupa dan juga lelah sehingga aku yang semula berniat rebahan sambil menulis digawai saja jadinya tertidur pulas. Sungguh anugerah yang sangat luar biasa.

Ketika aku ingin menuangkan tulisanku, tak ada ide yang muncul. Waktu yang semakin mendekat ke angka 23.59 membuatku panik. Yang ada dipikiran aku adalah kata remidi saja. Kata yang membuat aku semakin bingung dan tak mampu menemukan ide untuk menulis. Ingin rasanya aku teriak sekencang-kencangnya. Tapi aku takut nanti tetangga pada bangun dan mengira ada sesuatu yang terjadi di rumah ku.

Remidi? oh no. Aku tak ingin terjun lagi. Malam ini aku coba tuliskan saja apa yang mengganjal di hatiku. Biar beban yang menyesak di hati terasa lebih ringan. Dan aku berharap apa yang terjadi malam ini menjadi senjata yang ampuh dan benar-benar ampuh, agar hari berikutnya tak terulang lagi. Cukup sudah malam ini aku jadi panik karena kesalahan yang aku lakukan. Kesalahan yang benar-benar membuat jantungku berdetak dengan kencangnya. Dan setelah aku sadari jika apa yang aku tuliskan ini adalah contoh tulisan yang bisa kita tulis disaat kita benar-benar mengalaminya. Aku pun tersenyum dan berkata "semoga hal ini tidak terjadi pada diriku". Sehingga suami yang mendengarkan ucapanku menatapku penuh kebingungan.

✍️.

Luwu, 26042021