Chalimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bangkit Dari Nestapa (chalimah,s.pd)

Bangkit Dari Nestapa(chalimah,s.pd)

Aku tersenyum malam itu.hendak menangis menyadari kebodohanku. Diiboks fb ku baca chatingan mesra basa basi." Sudah makan belum cin?, Sudah sholat cin? Jangan lupa berdoa tuk kita ya?" Aku makin menggigil dan amuk rasa kala membaca kalimat terakhir " smoga cinta kita berlabuh" bumi yang ku pijak terasa bergoyang, tubuhku limbung nyaris jatuh.bagaimana tidak, suamiku bisa

-bisanya chat mesra dengan wanita lain. Aku mulai merutuki diriku yang tak sempurna. Menyalahkan keadaan. Aku yang tak bisa memberinya anak, lalu dengan tega ia perlakukan aku sedemikian rendahnya.ya diselingkuhi. Aku tak kuat lagi. Aku sudah .enahan delapan tahun bersabar menghadapi kemalasannya. Diam saat ia memaki mencari-cari alasan apapun tuk marah dengan saya. Ku bulatkan tekad, esok aku akan tnyakan apa maunya.

Waktu berlalu begitu lambat untuk pagi. Seperti biasa segelas teh hangat ,kudapan, dan sarapan dengan menu kesukaan nya terhidang.lalu dengan mata kantuknya dia melahap semua. Ya dia selalu ngantuk dan ngantuk malas dan malas. Kalau dulu aku kuatkan hati "dia pilihanku" lalu aku lupakan kekurangan nya. Tapi tidak dengan perselingkuhan.

Aku tanyakan yang ingin aku tanyakan, kutahan nadaku agar tak tujuh oktaf.betapa kagetnya aku, dia malah jadi lebih galak lebih marah dariku.aku diusir dari rumah yang dengan susah payah aku bangun.aku seorang PNS mengambil hutang ke bank ternama untuk membeli tanah, lalu kugadaikan SK kembali untuk membangun rumah yg belum sempurna ini.

Aku tentu sangat sakit.ku kemas barang-barangku.laku aku pulang ke rumah bapak. Tanpa berani bercerita. Apapun tentang kekalutan yang melanda.

Aku hanyut dalam tangis dan tangis.sungguh aku merasa dititik nadir dalam hidup. Aku tak punya jawaban setiap ada yang bertanya"llo suami mu mana?", "Kamu se dirian saja?" Berharap tak pernah berpapasan dengan siapapun.

Tujuh bulan aku terlunta-lunta dalam sakit yang kupendamkan sampai suatu ketika aku diajak bertemu seorang wanita. Yaa wanita yang namanya bercinta dengan suamiku diinboks yg lupa tidak dimatikan password nya itu. Aku mengiyakan bertemu dengannya . Kami janji bertemu di alun-alun kota.wbtah mengapa aku bisa mengiyakan ajakannya.

Sesampainya di alun-alun wanita itu meminta maaf padaku."ini tak salah"pikirku dalam hati. Ya...dia minta maaf sambil menangis.dia menyesal menjalin hubungan dengan suamiku.sebab suamiku ternyata meninggalkan wanita itu untuk wanita lain yang menjadi pujaan hatinya.

Sejak pertemuan itu aku lalu sampaikan yang sebetulnya terjadi pada orang tuaku. Lalu aku bulatkan paginya melangkahkan kaki ke pengadilan agama. Mengajukan gugatan cerai. Dan entah mengapa sepulang dari pengadilan aku tak menangis lagi. Apakah akan ada jalan bahagia di sana jika aku hanya diam. Begitu prinsipku

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post