Banyak kisah mengalir di meja makan malam ini. Canda tawa terakit sempurna meski baru malam ini kami makan bersama, sebelumnya tidak pernah karena belum pernah bertemu. Senior saya Bu Dyah Argarini dan Bu Maharti bercerita tentang percintaan di masa muda mereka yang nggak begitu banyak liku karena di jodohkan oleh orang tua, yang pada akhirnya cinta itu hadir karena terbiasa.

Kisah yang mengharu biru terucap dari bibir Bu Maharti. Kisah setelah beliau menikah dengan suami pilihan orang tua. Nikmatnya pernikahan terasa 9 tahun lamanya, setelah itu selama 13 tahun beliau harus merawat suami yang kena gagar otak karena kecelakaan. 13 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk tetap setia mendampingi dan merawat suami yang sudah tidak sempurna lagi secara fisik maupun psikis. Akibat kecelakaan tersebut suami Bu Maharti berulah seperti anak kecil usia 8 tahun .

Sesekali tangan lembutnya menyeka kulit wajah yang sudah mulai keriput tersebut, keriput yang menandakan sudah banyak asam garam yang sudah beliau lalui dan begitu banyak kisah yang tersimpan rapi di sana. Subkhanallah ...

Beruntung sekali saya bertemu dan berkumpul dengan beliau - beliau yang luar biasa ini. Usia Bu Maharti kurang lebih sudah setengah abad lebih tapi semangat beliau untuk berkarya luar biasa Skali.

" Cinta adalah kekuatan dan setia merupakan jalan "

Secangkir kecil mungil kopi ekspreso saya sruput serasa melengkapi aroma kisah kasih mengharu biru yang di sampaikan oleh Bu Maharti .