BERATNYA SEBUAH KEIKHLASAN

Choirun Nisa’

Mengapa hati ini masih sering sedih dan pilu ketika melihat bayi lucu dan mungil yang mungkin sebaya dengan buah hatiku andai dia bersamaku. Namun Allah hanya menitipkannya 3 bulan dirahimku.

Meskipun aku tak pernah melihatnya dan yang kutahu dia hanya berbentuk seperti jari telunjuk setelah proses kuret. Tapi entah mengapa perasaan berat dan sedih atas kehilangannya setiap bayi yang sering melintas dihadapanku.

Banyak pertanyaan yang masih sering melintas dalam pikiranku. Kenapa ini harus terjadi dan mengapa. Malah kadang aku menyalahkan suami karena tidak berkenan untuk mempunyai momongan lagi. Suami selalu berkata bahwa sudah cukup yang ada di openi dengan baik dan benar karena tanggungjawabnya sangat besar khawatir khianat dengan amanah yang Tuhan berikan.

Manusia mempunyai keinginan dan rencana tapi apalah daya jika Allah sudah menakdirkan sesuatu. Kun fayakun, aku hamil di usia 40. Alhamdulillah syukur luar biasa. Ternyata betapapun teguhnya pendirian suami Allah menakdirkan kembali amanah di tengah keluarku kami.

Awal mula mendengar kabar tentang kehamilanku suami merasa tidak nyaman, sering murung dan menjadi pendiam. Entah apa yang ada dalam pikirannya aku sendiri tidak mengerti. Aku menyimpulkan sendiri bahwa ia tidak senang dengan kehamilanku yang ke 4. Aku berusaha membujuknya dengan berbagai rayuan dan menjelaskan dengan pelan dan lemah lembut dan alhamdulillah akhirnya iapun mulai berubah sikapnya dengan kehadiran calon bayi di rahimku.

Alhamdulillah awal kehamilan tidak bermasalah dan sehat-sehat saja. Morning sickness masih juga kualami namun tidak mengganggu aktifitas setiap hari. Nyidampun tetep sama dengan kehamilan-kehamilan sebelumnnya dan alhamdulillah juga keturutan. Nyidamnya aneh tapi itulah yang kualami. Alergi dengan bakso tapi kalau bakso Malang dilahap tanpa fikir panjang.

Memasuki bulan ke 3 banyak sekali pekerjaan dari tugas tambahan yang aku emban. Bimtek, persiapan lomba, menyiapkan perekrutan tenaga kerja dan lain-lain. Dan masing-masing pekerjaan sudah dibagi dengan team. Namun tugas bimtek tidak bisa diwakilkan. Selama bimtek semua berjalan lancar dan aman. Makanan yang disajikanpun perutku bisa menerimanya. Merasa tidak bermasalah dengan kehamilan dan tidak mau antri aku selalu naik turun tangga. Menunggu lift terlalu lama karena jumlah peserta bimtek adalah gabungan dari 2 provinsi. Dan alhamdulillah di akhir pelaksanaan bimtek berjalan dengan baik.

Sepulang dari bimtek dan belum puas bermain dengan si kecil, ada tugas kembali dari sekolah untuk mendampingi siswa dalam perekrutan tenaga kerja diluar kota.

Alhamdulillah semua tugas berjalan dengan baik namun setelah mendampingi siswa aku merasa tidak nyaman dan sedikit pendarahan. Suami memintaku untuk periksa dan bidanpun merekomendasi untuk USG. Seumur-umur tidak pernah USG selama kehamilanku.

Dokter kandungan menyatakan bahwa hasil USG kandunganku sehat dan beliau memberikan obat penguat. Obat penguat masih satu kuminum namun setelah dirumah aku merasakan banyak sekali pendarahan yang keluar. Dan akupun juga merasakan kontraksi seperti orang mau melahirkan. Tanpa basa basi suami langsung membawaku ke bidan dan beliau memberi rujukan untuk kuret karena sudah pembukaan 6.

Tak pernah kubayangkan sebelumnya ujian ini akan menimpaku namun Allah lebih sayang kepada hambanya dan insyaallah memberikan ujian sesuai dengan kemampuannya. Dan insyaallah semua ada hikmah dan pelajaran dibalik ujian, musibah yang Dia berikan. Sebagai hamba harus ikhlas dan banyak bersyukur atas semua ketetapanNya. Namun entah mengapa hati ini masih sering di hinggapi rasa tidak ikhlas dan berat apalagi setiap melihat bayi yang sering seliweran. Astaughfirullah Ya Robb berikanlah kepada kami ketetapan hati dalam menerima semua ketetapan Engkau. Aamiin.