KESEMPATAN TAK DATANG SEKALI
KESEMPATAN TAK DATANG SEKALI
Choirun Nisa’
Ahmad Sayyidina Lukman, itulah nama lengkapnya dengan harapan supaya putranya menjadi Lukman seperti yang di kisahkan dalam Al-quran. Anak pertama dari 3 bersaudara. Ayahnya seorang pedagang kacang rebus dan ibu sebagai ibu rumah tangga.
Pada tahun 2009 dia mulai bersekolah di sekolah menengah kejuruan dan mengambil jurusan otomotif. Dengan harapan dia menjadi mekanik atau teknisi yang handal demi masa depannya . Ditempat inilah awal perjuangan karirnya merubah asa, mulai membangun impian di masa depan. Mudah? Tentu saja.. TIDAK, banyak sisi yang meremehkan impiannya. Namun dia tidak putus asa dengan cibiran kebanyakan orang, dia berusaha ingin menunjukkan bukan hanya anak pejabat atau orang kaya saja yang berhak sukses tapi anak penjual kacang rebus juga berhak untuk sukses.
Dia memulai semuanya dengan aktif dalam organisasi, banyak bapak ibu guru yang menjadi pahlawan dalam perjalanannya dalam berorganisasi. Dengan bekal percaya diri dia juga berkompetisi untuk mendaftarkan diri menjadi anggota OSIS dengan menyodorkan VISI dan MISI. Tidak di sangka, respon dari warga sekolah begitu antusias dengan gagasan yang dia tawarkan. Alhamdulillah dia terpilih menjadi wakil ketua OSIS pada waktu itu. Jauh melampaui batas keinginannya. Di organisasi inilah dia merasa mendapatkan banyak pengalaman. Setahun berlalu, masa jabatannya pun berakhir. Banyak kalangan mendorongnya untuk maju sebagai kandidat sebagai calon ketua OSIS. Dan alhamdulillah dengan kompetisi yang ketat dia mendapat amanah untuk menjadi ketua dalam periode tersebut. Dengan amanah yang ia emban mulailah dia belajar dan dituntut untuk berfikir bagaimana cara untuk menyatukan banyak suara, banyak watak, banyak keinginan agar satu tujuan. Dan alhamdulillah selama kepemimpinannya dia melaksanakan tupoksinya dengan baik, tanggungjawab dan amanah sehingga warga sekolah merasa aman dan nyaman.
Tahun ke 3 menimba ilmu di sekolah tercintanya seolah sebagai ajang pembuktian hasil belajar semua siswa selama itu. Mulai persiapan ujian dan berbagai macam lowongan pekerjaan. Waktu itu dia mencoba mendaftar untuk mengikuti lowongan pekerjaan yang diselenggarakan oleh perusahaan tambang dan bekerjasama dengan Bursa Kerja Khusus di sekolahnya dengan sistem inden. Dan alhamdululliah iapun lulus dan di terima di perusahaan pertambangan dengan penempatan di kalimantan dan tinggal menunggu kelulusan untuk berangkat bekerja di perusahaan tersebut.
Saat yang di tunggu tunggu pun datang, pengumuman kelulusan sudah di umumkan dan alhamdulillah lulus dengan nilai yang memuaskan. Dan bersamaan itu pula dia harus berangkat untuk menjalani pendidikan di perusahaan tersebut meskipun ijazah belum ditangan. Berbulan bulan berlalu, pendidikan selesai dan penempatan dinas kerja pun sudah di tentukan dan dia mendapat bagian di kota Balikpapan. Begitu bahagianya orangtua melihat putra tercintanya sudah bekerja, dan begitupula banyak orang di sekitarnya turut senang dengan apa yang ia raih.
Suatu ketika ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tersebut dengan alasan yang sudah ia pertimbangkan matang matang. Namun tidak bagi orang orang yang ikut menilainya. Mereka menganggap apa yang ia lakukan adalah hal bodoh, cibiran pun datang dari berbagai sudut. Saat itu ia mulai ragu dengan keputusan yang diambil, menyesalinya juga. Namun nasi sudah menjadi bubur.
Tekanan makin hebat yang ia dapatkan, karena pekerjaannya setelah berhenti dari perusahaan tersebut menjadi tidak jelas. Dia berusaha bangkit untuk mencari kembali pekerjaan. Ia awali dari bekerja di bengkel dengan bekal ilmu yang ia dapat baik ketika di sekolah ataupun ketika bekerja di perusahaan sebelumnya. Menjadi sales sebuah produk, sampai menjadi koki di sebuah rumah makan. Cibiran makin besar yang ia dapatkan, mereka menilai masanya sudah habis. Karena umur semakin bertambah. Perusahaan mana yang merekrutnya kalau umurnya semakin tua.
Suatu saat ia melamun dan mencoba mengenang masa masa ketika sekolah dulu. Dari situ ia mulai sadar, sebenarnya banyak kesempatan datang, dan tergantung kita mau atau tidak untuk mengambil kesempatan itu. Banyak pihak yang masih menyemangatinya untuk bangkit. Sebuah cambuk baginya untuk bangkit dan percaya dengan apa yang ia yakini.
Suatu ketika ada lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan massal, iapun mendafttarkan diri. Dengan dukungan dari orang orang yang tetap ada saat ia terpuruk. Tes demi tes ia lalui, hingga akhirnya pengumuman penerimaan terpampang.
Tak di sangka namanya ada di pengumuman kelulusan tersebut, alhamdulillah syukur tidak hentinya ia panjatkan. Dan ia juga bisa menepis presepsi orang jika kesempatan itu datang hanya sekali. Kesempatan datang berkali kali, tergantung kita mau atau tidak mengambil kesempatan tersebut.
Dan satu hal yang sangat membuat dia bersyukur tanpa henti-hentinya setiap saat. Mengapa dalam tempo kurang dari 3 tahun kenaikan jabatan yang ia peroleh seperti roket yang melejit sangat cepat. Dia memperoleh 4 kali kenaikan jenjang yang ia capai dan rasanya seperti mimpi. Ternyata setelah ia menganalisa dan merasakannya bahwa sekolah itu bukan hanya sekedar mencari ilmu. Tetapi doa para guru adalah resep peselancar jalan kesuksesan. Ilmu yang diberikan barokah dan berguna bagi anak didiknya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar