Perkenalanku Dengan Penghuni di Rumah Baru
Perkenalanku Dengan Penghuni di Rumah Baru
Choirun Nisa’
( Part 1 )
Setelah 3 tahun menikah alhamdulillah Allah memberikan rizqi untuk membeli sebuah rumah walaupun tidak sesuai dengan keinginan sebelumnya. Ibu memintaku untuk tetap bersamanya meskipun tidak serumah. Beliau tidak ingin seperti nenek meskipun mempunyai satu lusin tapi tidak satupun putera puterinya yang tinggal serumah ataupun bersebelahan. Akupun pernah mencoba untuk mencari sebuah kontrakan namun dalam pencarianku selama sebulan tidak satupun rumah yang dikontrakkan. Aku berfikir bahwa ibu benar-benar tidak meridhoiku jika berpisah dengannya. Mungkin karena aku anak perempuan satu-satunya, atau entahlah mungkin ada alasan lain sehingga beliau tidak berkenan jika aku harus berpisah tempat tinggal.
Doa ibupun terkabul. Salah satu teman ayah menjual dua rumah yang posisinya bersebelahan. Dan ibupun memintaku menjual sebidang tanah yang kubeli setahun sebelumnya. Ibu juga memberitahu bahwa harga rumah tersebut sangatlah murah. Pemilik menjual 2 rumah dengan harga 50 juta rupiah. Harga yang sangat dermawan dengan ukuran rumah yang cukup luas. Pemilik rumah menjual karena ingin menyusul isterinya yang telah pulang kampung terlebih dahulu dan membuka warung di sebelah bengkel puteranya. Dan pelanggan warungnyapun lumyan ramai. Dari dua rumah tersebut hanya satu saja yang ia gunakan sebelumnya. Sedangkan rumah yang ia siapkan untuk puteranya tidak pernah digunakan kurang lebih hampir 10 tahun. Karena puteranya setelah tamat dari SMK langsung membuka bengkel di daerah asal ibunya dan konsumennya lumayan ramai.
Akhirnya kami boyongan ke tempat baru. Dan seperti tradisi yang telah ada di masyarakat sebelum memasuki tempat baru kita mengadakan selamatan atau syukuran. Keluarga mengundang para tetangga untuk berdoa bersama setelah melaksanakan khataman Al-quran sebelumnya. Yang tujuannya adalah bersyukur pada Allah atas kediaman baru yang diperoleh. Menjadikan rumah baru tersebut sebagai ladang kebaikan dan ibadah serta tempat berdzikir pada Allah. Semoga Allah menjadikan rumah tersebut dijadikan rumah yang berkah. Setiap harinya, dengan memperbanyak tilawah Al Qur’an (secara lafazh atau makna melalui kitab tafsir), memperbanyak shalat sunnah dan bacaan dzikir di dalamnya. Karena rumah yang berkah adalah yang selalu diisi dengan ibadah. Semoga Allah selalu memberkahi.
Keesokan hari kami masih membersihkan dan menata ruangan yang belum selesai. Karena merasa lelah sekitar jam 10 kami beristirahat dan akhirnya tertidur juga. Ketika mendengar adzan dzuhur suami membangunkan namun ia pamit akan BAB terlebih dahulu. Sebenarnya aku masih mengantuk sekali dan malas untuk bangun. Mendengar suami ingin BAB aku senang sekali aku bisa melanjutkan tidurku meskipun hanya beberapa menit. Karena kebiasaan suami jika sedang BAB pasti dia akan menghabiskan sebatang rokok. Lumayanlah untuk melanjutkan tidurku kembali. Namun ketika aku ingin memejamkan mata kembali ada suara yang berbisik “Turuo” (baca: tidurlah) dengan suara yang sangat keras sekali sehingga membuat telingaku panas. Suara tersebut membuatku tidak ingin meneruskan kembali tidurku. Aku mencari sumber suara tersebut dengan membuka mata namun tak kulihat seorangpun disekitarku. Aku hanya mendengar suara gemericik air dari kamar mandi dan suamipun masih berada didalamnya.
Aku masih merasakan panasnya telingaku karena suara tersebut setelah mengambil wudhu . Aku tidak tahu siapakah pemilik suara tersebut namun dari suara yang kurasakan seperti suara orangtua. Aku berfikir positif saja dan bersyukur bahwa Allah mengingatkanku untuk tidak menunda waktu sholat meskipun dengan cara yang agak horor.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga nggak mngganggu lagi Bu.
bagus bu..lanjutkan
Barokallah rizkinya bu
Berarti saat diadakan selamatan rumah, penghuninya msh jalanjalan bu, jadi tdk tahu kalau ada yg menghuni rumahnya sekarang... Hehehehe..
Jangan jangan cerita horor nih. Hiii ... serem!Tapi bagus lho coretannya.
Mrinding Bu.... hiii takut
Bu Ada yang belum sampean undang saat sampean selametan...
Memang di manamana di setiap rumah ada penghuninya mbak, alhamdulillah muslim taat ya, sehingga dapat mengingatkan ttg.ibadah kita. Saya salut, dalam usia pernikahan yg relatif singkat Allah sdh. memberi rezeki rumah, semoga sukses mbak.
itu suara agar ibu sholat tahajud,..positif aja bu..gk horor kok..
Jangan2 rumahnya berhantu Bu