Sebulan Menikmati Fried Chicken dan Aneka Jus

Choirun Nisa’

# Tantangan Gurusiana

Iklan aneka minuman yang menyegarkan, makanan dan program religi mulai berseliweran di layar televisi. Hal ini menunjukkan bulan Ramadhan akan segera hadir dalam hitungan jari. Pikiranku kembali melayang dan mengingat bagaimana sekitar 9 tahun yang lalu ketika putraku mulai mengawali belajar untuk melaksanakan ibadah puasa.

Kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim sebagaimana diwajibkan juga atas orang-orang terdahulu. Terdapat beberapa pengecualian untuk tidak berpuasa bagi orang-orang tertentu namun ketika sudah baligh harus diganti hari yang lain karena berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. [QS Al-Baqoroh :184]

Pembelajaran puasa untuk anak-anak yang belum baligh pasti mempunyai serba serbi atau dramatisasi yang berbeda-beda. Sebenarnya usia mereka belum wajib untuk melaksanakan kewajiban tersebut. Pembelajaran ini merupakan penanaman dasar dalam menjalankan rukun Islam yang ke 4. Dan sebaiknya dilakukan semenjak usia dini walaupun juga ada sedikit pemaksaan dalam hal ini demi masa depannya kelak ketika mereka memasuki usia baligh.

Alhamdulillah di hari perdana belajar puasa tidak ada keluhan atau rewel sedikitpun. Menjelang tengah hari ia mendatangiku dengan adegan yang sedikit lemas dan mulai tak berdaya. Mungkin dia sudah mulai merasakan sedikit lapar.

“Umi bukanya masih lama ya dan aku pingin minum. Sedikit saja, bolehkan”, ia sedikit merayuku.

“Wah mas mau puasa beduk ya, emang ada ya puasa beduk”, aku menjawab sambil menggodanya.

Selama ini kami memang tidak pernah mengajarkan putra putri untuk menjalankan puasa beduk/ setengah hari dalam bulan ramadhan. Dan dalam memberikan pemahaman bahwa puasa itu dimulai dari benang putih hingga datang benang hitam sembari membukakan surat Al-Baqorah ayat yang menjelaskan tentang waktu puasa.

“Tidaklah mi, aku pingin dapat pahala banyak”, ia menjawab dengan polos dan sesuai yang ia fahami.

“Mas klo puasa sampai penuh nanti umi buatkan ayam goreng krispi ya”, aku memberi iming-imng kepadaya.

“Wah mau banget umi tapi lauk untuk sahur juga ya” ia menjawab dengan luapan kegembiraan karena makanan kesukaannya akan terhidang di meja makan. Dan ia lupa akan rasa laparnya.

“Siap mas”, aku langsung menjawabnya dan dalam hati mengucapkan alhamdulillah walaupun dengan iming-iming lauk ayam goreng krispi dia sangat senang

“Umi aku boleh minta satu permintaan”, ia melanjutkan permintaannya.

“Boleh mas, emangnya mau minta apa?” aku menyetujuinya.

“Umi, selama bulan puasa bolehkah setiap buka dan sahur lauknya ayam goreng krispi dan habis sholat tarawih minum jus’’, ia mengajukan permintaanya.

Tanpa fikir panjang aku langsung menjawab, “siap mas”.

Dalam hatiku ya Allah bakalan tiap hari harus ada lauk permintaannya dan jus, tidak apalah demi pembelajarannya apapun akan kami lakukan demi buah hati tercinta dalam melaksanakan kewajiban ibadah puasa. Dan tentunya kami juga memohon kepada Allah agar kami tetap istiqomah untuk mendidiknya serta menjadikannya sebagai anak shalih sesuai dengan keinginan Allah. Aamiin.