Choliza Nasution

Menulis adalah salah satu bukti sejarah bahwa kita pernah ada ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Finlit Membijaksanai Masalah Klasik Siswa SMP Zaman Now

Ketika Finlit Membijaksanai Masalah Klasik Siswa SMP Zaman Now

Iya, saya memahami betul bagaimanapun siswa zaman Now masih aja alergi dan selalu saja frigid pada Matematika. Ah, saya juga dulu mantan siswa zaman old ngerasa boring dan garing dengan pelajaran satu ini. Tapi, uppsss... Berdasarkan pengalaman saya dulu sebagai siswa menjadikan saya mampu meramu matematika yang awalnya seperti jamu menjadi manis jiwa seperti sirup dikasi es dan diminum disiang yang terik.

Apa saja ramuan yang bikin cetar itu? Pertama saya memahami kalau siswa zaman Now itu suka yang praktis, irit ngomong ( liat aja gaya ngomong anak sekarang kalau balas pesan, sumpah... Saya nggak ngerti dengan singkatan-sinkatan ala planet antah berantah). Udah gitu, kalau disuruh menjelaskan sesuatu mereka sering merasa kesulitan menyusun kalimat yang ada dikepala dan meruntutnya secara beraturan untuk dituturkan kembali. Mungkin menurut saya ini efek dari minimnya minat membaca siswa. Nah, ketika saya menerapkan Matematika berbasis Finlit, ternyata semua masalah klasik siswa bisa diatasi.

Finlit atau Financial Literacy dapat diartikan sebagai melek keuangan. Hayoo, siapa juga yang nggak suka uang? Contoh kasus, ketika mempelajari materi bangun ruang, siswa saya berikan worksheet yang berisi: Siswa dikelas itu adalah designer pada sebuah perusahaan dan perusahaan tersebut menginginkan suatu bentuk kemasan yang unik kekinian dan hemat kertas untuk produk kue yang berbentuk bulat dengan tinggi 2 cm dan diameter 1 cm. Dan dalam satu kemasan akan berisi 20 buah kue. Siswa dalam satu kelompok diwajibkan membuat minimal dua desain dan menjelaskan keuntungan apa yang akan diperoleh perusahaan jika design tersebut digunakan.

Aktivitas yang dilakukan siswa membuat siswa yang tidak aktif tertantang. Ada kelompok yang mulai dengan membuat desain tetapi ketika memasukkan kue sebanyak 20 buah ternyata kotak desain mereka kebesaran atau kekecilan. Ada juga yang membuat design dengan memasukkan semua kue kemudian membuat desain, tp ternyata ketika selesai kotak yang dibuat terlalu banyak menghabiskan kertas dan itu artinya tidak efisien bagi perusahaan. Bentuk kemasan yang mereka buat juga beraneka ragam, ada yang berbentuk persegi, trapesium, segitiga, dll.

Berbagai argumen dan cara penyelesaian yang saya rekam sangat berarti bagi saya. Ada yang harus membaca worksheet berulangkali agar paham bagaimana mereka memulai. Dan akhirnya strategi ini tidak hanya menjadikan siswa aktif tetapi juga mampu membuat mereka belajar memahami bagaimana mereka harus mengambil suatu keputusan dan menjelaskan mengapa mereka melakukan itu. Saya mengamati sekaligus menanyakan alasan-alasan mereka melakukan itu di sela mereka melakukan aktivitas. Dan, yang paling seru adalah ketika setiap kelompok mempresentasikan hasil desain mereka. Tak disangka respon dari kelompok lain begitu aktif. Bagaimana mereka berargumen, menjelaskan segala kemungkinan yang membuat design mereka sesuai dengan kriteria yang diharapkan perusahaan.

Mungkin demikian, sekelumit aktivitas dikelas yang bisa saya bagikan untuk menambah referensi bagi kita semua. Nantikan aktivitas Finlit part 2 dari saya. Salam Literasi!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus sekali pengalaman yang dibagikan.

04 Jan
Balas

Terima kasih, semoga bermanfaat

08 Jan
Balas



search

New Post