15 menit Cerita Inspiratif di Akhir Pembelajaran sebagai Pembentukan Karakter Siswa
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional itu adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk memiliki hal itu, guru sebagai agen pembaruan mempunyai peranan penting dalam situasi perubahan pembelajaran, guna menghadapi tantangan zaman yang semakin maju, teknologi yang semakin canggih, mengharuskan seorang pendidik mampu untuk mengeser paradigma model pembelajaran lama ke paradigma model pembelajaran baru seperti yang ada pada pembelajaran program pendidikan Kurikulum 13 sekarang. Disamping siswa mampu menyikapi bentuk dari jenis keterampilan abad-21, lebih dalam lagi guru mampu memberikan didikan yang mengarah pada pembentukan perubahan dari karakter siswa itu sendiri. Jika selama ini telah dicoba dengan berbagai bentuk jenis kegiatan yang sifatnya melibatkan fisik siswa, seperti kegiatan lapangan maka alangkah baiknya mencoba bentuk kegiatan pembelajaran yang sifatnya bernuansa sosial, yang bisa menyentuh hati nurani siswa dengan menyisipkan kisah-kisah inspiratif pada saat pembelajaran berakhir, disamping kita tidak menghilangkan jenis pembentukan karakter siswa yang sudah terlaksana.
Dalam buku Ngainum Naim: 2009 " Guru Inspiratif " menjelaskan hendaknya guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan kisah -kisah cerita inspiratif nyata, baik langsung atau tidak langsung melalui video di sela-sela pembelajaran misalnya 2 x 45 menit maka sisipkanlah 1 atau 2 kisah cerita inspiratif melalui teknologi komunikasi ( IT), lewat layar monitor. Andaikan sarana tersebut tidak memadai, guru bisa menggantikannya dengan model-model teks, untuk mengubah cara pandang peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan kehidupan baik manusia, dan bisa memberikan pembelajaran terhadap perubahan sikap dan karakter siswa ke depannya. Hal tersebut dilakukan untuk membantu agar karakter peserta didik secara fisikis mampu berubah dari secara batiniah menuju lahiriah, baik prilakunya ( santun ), perubahan mental, kedisiplinan belajar dan menghargai orang lain, urgens sekali adalah gurunya sendiri. Siswa akan lebih mengenal hal-hal yang masih tabu ( baik atau tidak) yang langka diperolehnya, baik melalui pendidikan informal atau non-formal di zaman sekarang.
Salam PPK !
Kamis,12 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu
Makasi Bu