SERULING BAMBU PENGIKAT SAHABAT
( Cerita anak-anak setingkat SMP Sambungan )
Kemudian mereka bertiga pun melanjutkan perjalanannya kembali menuju bukit. Baru saja perjalanan mereka jarak 500 meter, dari mereka berhenti melepaskan lelah , tiba - tiba Kacak membuka suara dan memanggil Moon.
" Moon . ..Tunggu dulu! Sapanya. Sambil memegang pundak sebelah kanan sahabatnya itu dan menoleh ke belakang punggungnya.
" Ada apa , Cak? Tanya Moon kembali. Kacak bukan langsung menjawab pertanyaan Moon. Tapi dengan telak menarik tas yang disandang Moon, lalu tangannya membuka tas tersebut sepertinya ada yang dicari-carinya. Tapi yang dicari-cari tak ditemukan.
" Ada apa ? Tanya Moon kembali dengan kaget. Kacak pun diam saja .Ia hanya sibuk dengan membuka -buka di setiap kantong tasnya Moon.
" Seruling kita mana? Teriak Kacak. Sambil menatap sahabatnya itu, seolah-olah ada kekecewaan dengan apa yang dicarinya.
" La ia, mana Moon?" tepis Gugun.
Moon pun tersentak juga ketika ditanya Kacak dan Gugun tentang seruling yang menjadi pertanyaan oleh kedua sahabatnya itu. Kemudian dengan nada lirih Moon menjawabnya.
" Aku juga lupa Cak, dimana Aku simpan kemaren . Aku juga heran. Aku pikir-pikir dulu ya, dimana seruling itu letaknya sekarang. Sambil memeggang jidatnya.
" Ingat Moon...Kamu janji dulu bahwa akan jaga seruling itu dengan baik. Karena itu janjimu," sambung Gugun. Sepertinya mereka bertiga agak merasa kecewa, dengan tidak terbawanya seruling kesayangan mereka. Betapa dulu sangat susahnya mereka membuat seruling itu. Sampai-sampai Kacak hampir terperosok dalam sebuah lubang yang dipenuhi dengan lumpur ketika mencari bambu yang sangat bagus untuk bisa dijadikan seruling.
Namun sekarang, seruling itu hentah dimana tersembunyinya. Lama mereka bertiga terdiam. Sedang hari sudah hampir petang namun mereka belum sampai pada tujuan.
" Moon, jika seruling itu tak kamu temukan, terpaksa kamu buat lagi sendiri ya! Sambung Kacak membuka kembali pembicaraannya.
" Lagi pula perlu kamu ketahui Moon, dan ingat ya! tegas Gugun, seruling kita itu paling bagus bunyinya Moon, diantara seruling teman kita di sekolah.
Moon cuma diam dan diam mendengar ocehan kedua temannya yang bertubi-tubi itu. Matanya hanya menatap semak-belukar yang mengitari perjalanan mereka lalui. Lalu....
" Benar Moon!" Ujar Kacak juga.
" Ia, Aku mengerti Cak, Gun ! jawabnya ketus, sembari membuang tanah yang melengket dijemarinya dengan mengais-ngais rumput yang ada. ( Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar