siapa yang tak bangga memiliki anak yang soleh dan solehah. Orang tua manapun rasanya tidak akan butuh apapun lagi apabila mereka sudah memiliki anak-anak yang berbakti dan tahu bagaimana bergaul secara baik dengan orang tuanya sesuai dengan yang sudah dicontohkan oleh rasulullah.

Namun terkadang harapan tidak sesuai dengan kenyataan, banyak orang tua yang kecewa dengan sikap anak-anak yang tidak sesuai dengan tuntunan agama. Watak yang ditampilkan mengecewakan bahkan tak jarang di zaman sekarang ada anak yang menghardik orang tuanya bahkan ada yang sampai tega membunuh orang tua yang sudah membesarkannya. Naudzubillaah...semoga anak-anak kita dijauhkan dari hal tidak terpuji seperti itu.

Namun sadarkah kita bahwa kitalah pemegang peran penting dalam mata rantai perkembangan mereka. Kita yang akan menggoreskan tinta diatas kanvas kehidupannya. Lalu kenapa banyak yang tidak mengenali "siapa anaknya". Bisa jadi karena kita hanya melahirkan saja tapi tidak ikut mendidiknya. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk merubahnya? Banyak sebenarnya ilmu tentang ini yang sudah dibahas dalam seminar-seminar parenting. Namun kali ini penulis tertarik pada salah satu materi parenting yang pernah penulis ikuti. Apakah dianya?

Pembaca yang budiman, ajarkanlah tiga kata sakti ini dan patrikan dalam hati anak- anak kita masing- masing. Yaitunya:

1. Maaf. Kata maaf adalah kata-kata simple yang besar makna. Sangatlah berbeda adanya sebuah percakapan antara dua orang yang kita dengar apabila salah satu diantaranya suka meminta maaf apabila dalam berkata-kata. Dianya terkesan sangat sopan sekali. Juga berlakulah kondisinya ketika ada perselisihan diantara keduanya maka salah satu ada yang dengan senang hati meminta maaf akan kesalahan yang diperbuat. Dia tak perlu menunggu orang lain meminta maaf dahulu ketika terjadinya konflik. Terbayang kan betapa terkesan sopannya anak kita apabila dia bersikap seperti ini.

2. Tolong. Kata tolong menujukkan bahwa kita menghargai orang yang kita butuhkan bantuannya. Dengan mengucapkan tolong terlebih dahulu ketika kita membutuhkan bantuanyya tentu sangat berbeda artinya dengan langsung saja meminta bantuan sehingga terkesan kita memerintah. Bandingkan dua kalimat ini "bu, minta tolong ambilkan buku di atas lemari itu bu.." Dengan kalimat kedua "ambilkan buku di atas lemari itu bu" Nah, dari dua kalimat ini bagaimanakah pemikiran pembaca? Tentunya kita akan lebih tersentuh dengan kalimat pertama bukan!

3. Terimakasih. Kata terimaksih menujukkan rasa bahagianya kita ketika hajat kita diringankan orang lain. Baik itu ketika pembicaraan kita didengar kan atau seseorang selesai membarikan bantuannya. Semua jerih rasanya terbayarkan sudah. Karena sebuah ucapan yang menunjukkan penghargaan. Sebagai contoh: ketika pensil anak kita jatuh setelah itu dibantu ambilkan oleh temannya dan dia bekata terima kasih, bandingkan dengan setelah pensil diambilkan dia hanya tersenyum saja. Saya rasa pembaca semua lebih memilih kalimat pertama. Karena hal ini menujukkan kesopanan yang dimiliki seseorang