(Tantangan hari ke 49) SALAHKAH AKU CEMBURU? BAG.2
Gubrak, meja tamu dipukul dengan kerasnya oleh sinta. Teganya kamu bang! Kepercayaanku kau sia-sia kan. Dan ini bukan untuk yamg pertama kali. Kau tak pandai menyimpan rahasia mu, atau kau memang sengaja bermaksud menyakitiku..sinta meluapkan semua emosinya, dan tidak tau lagi apakah yang dibicarakan itu benar atau salah. Lalu kemudian, pookkk sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Apa yang kau katakan? Seru andi. Aku tidak seburuk itu. Dia hanya sebatas teman kantor yang tidak lebih dari itu. Oke aku akui salah telah menerima tawarannya pergi bersama. Namun aku tak punya niat lebih dari itu. Dan tolong jangan ungkit-ungkit lagi masa lalu. Aku sudah berubah, dan kau sudah berkata untuk kembali percaya kepadaku. Namun kau kembali mengungkit kesalahanku.
Pada suatu hari, sinta memergoki andi sedang makan siang dengan seorang kliennya. Pertengkaran hebat berlangsung saat itu. Dan sejurus kemudian mereka berpisah ranjang untuk waktu yang cukup lama. Setelah itu mereka sepakat untuk saling memperbaiki diri. Karena tentunya tidak ada asap kalau tidak ada api. Ternyata andi seperti itu karena merasa tidak mendapatkan perhatian dari sinta. Sinta yang merupakan seorang sosialita sering berkumpul dengan teman-temannya sampai lupa kewajibannya. Wajarlah dia menjadi seperti itu. Karenanya mereka sepakat untuk sama-sama memperbaiki diri.
Sakit bg, ucap sinta setelah ditampar oleh andi. Kamu tau sinta, justru akulah sebenarnya yang marah. Kau tak pernah berubah, kau masih sibuk dengan duniamu. Dan jarang memperhatikan ku dan keluarga kita. Aku banting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga, namun kamu hura-hura di luar sana. Owh,jadi ini alasanmu melakukan semua ini mas, karena kamu protes denganku? Namun haruskah jalannya dengan pergi bersama perempuan lain? Baiklah mas..aku rasa perkawinan kita cukup sampai disini. Ku tak bisa jalani hidup lagi bersamamu. Oke, andi langsung menimpali. Pertengkaran dan perdebatan mewarnai rumah tangga mereka semenjak itu. Emosi mereka berdua akhirnya mengantarkan sebuah kata yang seharusnya tidak diucapkan oleh andi.
Hari berlalu, tahun berganti keduanya sama-sama tidak bisa menemukan pengganti. Sementara buah hati mereka sudah beranjak remaja. Sesal yang datang belakangan selalu menghadirkan kenangan yang terlalu manis untuk dilupakan. Andai waktu bisa diulang, tentunya kata talak tak akan terucapkan.
Dalam usia yang tak lagi muda ini keduanya merindukan sebuah kenangan yang ingin diulang walau hanya sebentar saja. Namun apa boleh dikata, rasa trauma tak mau hilang begitu saja. Tinggalan mereka nelangsa dengan masing-masing rasa dan kenangan yang hanya bisa dilihat jelas dengan menutup mata. Disini, di pelabuhan tempat pertama kali bertemu, mereka tak ingin kejadian ini terulang kepada buah hati mereka, cukuplah mereka yang merasakan sakitnya perceraian dan emosi yang merenggut semua kebahagiaan...(tamat)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap buk cici.....
Amatiran pak salim..haha
Baru 2 episode bu....di tunggu sambungannya yaaa.... di bikin rame lagi aja
Mari bikin cerbung ya buk ment
Mari bikin cerbung ya buk ment
Sad ending
Kalau happy ending bsk kita bikin lagi
Aduh..kenapa tak happy ending bu.....Sedih deh...
Insya Allah kapan2 kita bikin yg haopy ending ya bu
Eh,,,,udah tamat aja,,,,saya mau bersambung loh buk cici... Lanjutkan dengan cerpen yg lain buk cici
Sama2 ditunggu jg karya ni eka yg terbaru