(Tantangan hari ke 57) Tunjangan Hari Raya dan Tanggungan Hidup Raya
Sudah dua hari ini saya dan suami mencoba jalan-jalan ke pasar untuk sekedar membeli baju baru untuk anak-anak kami. Meskipun ramadhan dan lebaran tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana identik berlebaran dengan kue khas lebaran dan baju baru yang terkadang hanya terbeli sekali setahun, namun bagi kami cukuplah hanya sehelai atau dua helai saja sebagai hadiah memeriahkan idul fitri mereka. Meskipun kami sadar bahwa baju barupun tidak akan bisa dipakai kemana-mana, karena silaturrahmi dengan sanak keluarga cukuplah dengan perantara dunia maya dulu menjelang situasi aman dan bebas corona.
Dalam fikiran kami tentunya di tengah situasi ekonomi sulit ini banyak masayarakat yang akan melewati lebaran tanpa persiapan baju dan kue lebaran. Namun ternyata fikiran kami tak sepenuhnya benar. Karena di beberapa titik tertentu terutama pedagang yang memberi harga diskonan ternyata ramai dikunjungi pembeli. Tanpa menghiraukan phsycal distancing lagi mereka berjubel dalam memilih baju yang disukai. Wah, ternyata tidak semua orang terdampak sulit ekonomi ya gumam saya dalam hati. Mungkin mereka orang-orang yang mendapatkan bonus tahunan atau Tunjangan Hari Raya dari kantor atau tempat mereka bekerja atau bisa jadi mereka yang memang mempersiapkan budget khusus untuk persiapan lebaran ini. Yah tak apalah mungkin mereka ingin menyambut hari kemenangan ini dengan suasana baru. Yang terpenting jangan lupa jaga jarak seperti yang dihimbau patroli polisi setiap satu jam sekali di jalan yang ramai pembeli.
Setelah membeli beberpa pakaian saya mampir di toko kue kaki lima. Komunikasi kami berjalan hangat karena bapak penjual sangat ramah sekali dengan menawarkan kami duduk untuk melepas lelah sejenak. Sambil mengambilkan kue yang saya pilih bapak bercerita tentang sepinya jual beli kue saat ini. Biasanya banyak kue yang sudah di stock di rumah, namun sekarang tak berani lagi, Takut tak laku. Lalu bagaimana dengan persipana lebaran pak tanya saya pada si bapak. Yah, jangankan lebaran beli baju baru buk, untuk bertahan hidup sekarang saja amatlah susah. Mencari untung 50 ribu sehari saja amatlah sulit, inilah lebaran tersulit kami. Saya sedih mendengarnya, beberapa bungkus kue saya pilih untuk dibawa pulang. Semoga si bapak terbantu dengan dagangannya yang kami beli.
Begitulah fenomena saat ini. Ada yang senang dengan Tunjangan Hari Raya, ada yang sedih dengan Tanggungan Hidup Raya. Namun saya yakin bahwa Allah akan selalu memberi ujian kepada orang beriman. Dimana yang punya akan diuji dengan hartanya, dan yang tak punya akan diuji dengan sabarnya. Semoga wabah ini segera berlalu dan kondisi perekonomian kita akan pulih sedia kala. Kabulkanlah ya rabb..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap buk cici idenya kreatif....tunjangang THR Vs Tanggungan......maka harus bisa buat skala prioritas....
Benar pak salim..kita harus pandai2 mensiasati di masa sulit ini