Fokus Belajar
Membaca postingan Pak Dhe Agus dari Magelang, “Setelah P5, siswa seperti pom bensin, nol lagi.” Tampaknya ada benernya. Bukan berarti semua siswa di sekolah lain juga sama. Maksudnya, sekolah saya dan sekolah Pak Dhe ada kesamaan.
Selama bulan April giat P5 mulai digarap. Selebrasi sebagai tanda akhir giat sudah dilaksanakan minggu kemarin. Berikutnya, kelas 9 langsung persiapan ujian sekolah, kelas 7 dan 8 pembelajaran biasa. Terasa sulit membawa siswa fokus kembali dalam pembelajaran rutin. Lebih berat lagi, saat kelas 9 ujian, kelas 7 dan 8 masuk bergantian. Artinya, mereka belajar di sekolah setiap 2 hari. Belum lagi ada tanggal merah diantaranya. Siswa makin susah diajak serius.
Ini menjadi tantangan bagi bapak ibu guru pengajar. Saya mencoba memberikan tugas di rumah, supaya siswa tetep aktif. Hasilnya? Hanya 50% yang mengerjakan. Belum lagi, diajak ortu luar kota. Alasannya sekolah libur, masuk, libur lagi, masuk … .
Kalau sudah gini trus gimana, coba? Pada hal pertengahan Mei sekolah sudah ujian akhir tahun ajaran. Mau digenjot? Biasanya sih, hasilnya setali tiga uang alias padha wae. Hehe… . Tetapi tetep harus diupayakan, ya. Semoga bisa. Salam bahagia.
Sby280425
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalau kita sudah berusaha semampu kita sebagai guru, sisanya serahkan saja pada Tuhan Bu. Doakan saja mereka semua jadi anak baik dan berguna dalam masyarakat.
Permasalahan di setiap sekolah itu ada saja ya Bu. Semoga ke depannya tidak terjadi lagi. Salam sukses
Ternyata dimana2 sama ya, Bunda? Pd hal julukannya sj generasi milenial. Hehe....
Semua punya pegalaman yang sama. Menjadikan kesempatan unjuk kabisa. Yang akan dikenang di kemudian hari. Sukses Bunda