Rahmawati

Adalah seorang guru di SDIT Wihdatul Ummah Makassar. Membaca, menulis, dan berdagang adalah hobinya. Homuris dan supel karakter yang melekat padanya. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jeda Sejenak

Jeda Sejenak

Penulis : Rahmawati

 

“Apa cita-citamu?”

“Menjadi guru dan penulis.” Jawabku dengan yakin saat  ditanya tentang apa cita-citaku kala itu, pada masa-masa putih abu-abu.

Cita-citaku menjadi penulis  itu aku salurkan dengan menulis beberapa artikel dan juga cerpen yang kupajang di mading sekolah. Sebenarnya aku cukup kecewa karena ternyata minat baca teman-temanku saat sekolah sangat rendah. Seringkali aku mengamati mading sekolah pada pagi hari, saat istirahat ataupun saat pulang sekolah. Sangat jarang yang singgah untuk membaca artikel. Namun, hal itu tidak membuatku surut untuk menulis. Yah, walaupun kuakui respon mereka cukup mempengaruhi intensitasku dalam memajang tulisanku kembali. setidaknya aku tetap berusaha menulis saat ide kembali muncul. Selain itu, kebiasaan menulisku pun lebih banyak kutuangkan melalui buku harian.

Hari pun berlalu hingga takdir-Nya pun berlaku atas hidupku. Beberapa bulan setelah lulus kuliah, duniaku pun disibukkan dalam aktivitas pendidikan yang disebut guru. Ya, tepat pada tahun 2006 aku diterima mengajar di salah satu sekolah islam swasta yang ada di makassar, SDIT Wihdatul Ummah. Akhirnya salah satu cita-citaku sudah tercapai.

Menjadi guru dengan sebarek kesibukannya membuat hidupku penuh warna. Berbaur dengan murid, menikmati celoteh polosnya, mendamaikan saat ada yang berselisih, mengajari mereka membaca, dan menyelami karakter-karakter unik mereka, membuat geliat jiwa menulisku kembali membuncah. Sayang rasanya, jika pengalaman ini tidak diabadikan dalam sebuah tulisan. Namun demikian, aku masih bingung bagaimana caranya dan dari mana aku harus memulainya. Aku sempat berharap ada sebuah komunitas yang bisa mendukung keinginanku tersebut.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Allah Taala mendengar harapku. Dengan takdirnya yang indah, pada bulan Ramadan 27 Mei 2018 aku mengikuti pelatihan menulis yang digelar oleh Penerbit Media Guru dengan tajuk SAGUSABU (Satu Guru Satu Buku). Tak terlukiskan bagaimana bahagianya aku bertemu dengan komunitas ini. Komunitas yang di dalamnya berkumpul orang-orang yang suka menulis. Aku pun bertekad untuk mengoptimalkan diri dalam menekuni kembali hobiku, menulis. Berharap dengan mengikuti pelatihan ini, cita-citaku menjadi penulis buku akan tercapai.

Allah Taala ternyata memberiku jalan yang lebar dan mudah dalam meraih citaku. Puji syukur atas segala kemudahan yang Ia tetapkan. Melalui izin-Nya kemudian motivasi yang diberikan oleh Bapak Mohamad Ihsan dan Mas Eko Prasetyo selaku pemateri ditambah bimbingan secara online melalui grup whatsapp, dalam waktu kurang dari 20 hari, buku soloku bertajuk memoar yang kuberi judul Pelangi Hijrahku, akhirnya terbit. Bahagia? Tentu. Bangga? Jelas. Betapa tidak, apa yang sudah kuimpikan sejak dulu akhirnya  bisa kuraih, Tentu semuanya tidak lepas dari nikmat yang diberikan Allah Taala. Aku patut mensyukurinya, alhamdulillah.

Sejak saat itu aku pun secara rutin menulis. Penerbit Media Guru memiliki blog gurusiana.id sebagai wadah untuk menyalurkan bakat menulis seorang guru. Apalagi dengan adanya tantangan menulis satu hari satu artikel yang digalakkan gurusiana.id. Bismillah, aku pun menerima tantangan tersebut.  Ternyata, tantangan menulis satu artikel setiap hari cukup menguji adrenalinku. Beberapa kali aku harus jatuh bangun dan harus remedi gegara sering lupa menyetor tulisan di blog gurusiana.id. Namun, aku tak menyerah. Hingga akhirnya aku berhasil menulis selama 90 hari tanpa jeda. Dengannya akupun mendapatkan tiga sertifikat yaitu piagam biru (30 hari menulis), piagam perak (60 hari menulis), dan piagam emas (90 hari menulis).

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Peribahasa itu agaknya tepat sekali untuk diriku. Di hari ke 175 menulis, aku lagi-lagi lupa menyetor tulisan. Padahal tersisa 5 hari lagi aku akan meraih piagam platinum (180 hari menulis). Kecewa? Tentu. Sedih? Jelas. Namun, yah suka atau tidak, rela atau tidak, aku harus menerima. Apakah geliat menulis itu padam? Tidak. Aku tetap kembali menulis walau tidak lagi setiap hari. Aku belum tahu kapan lagi akan mengikuti tantangan menulis satu hari satu artikel. Mungkin jeda sejenak menjadi keputusanku.

Aku teringat dengan nasihat Pak Mohamad Ihsan yang memotivasi para peserta pelatihan untuk menerbitkan buku minimal satu buku satu tahun. Selain untuk menjadikan diri tetap produktif, dengan menerbitkan satu tahun satu buku akan memberikan manfaat yang besar bagi generasi yang akan datang. Mampukah aku? Mencoba tentu lebih baik. Akhirnya. Aku pun bertekad untuk menulis buku  minimal satu buku dalam setahun. Lagi-lagi aku harus banyak bersyukur karena hingga saat ini, Allah memberikan segala kemudahan dalam meraihnya. Buku kedua hingga buku keenamku pun terbit dengan judul Untaian Cinta sang Buah Hati(2019) merupakan antologi puisi seluruh murid kelas VI SDIT Wihdatul Ummah, Puzzle Cinta sang Guru(2020), Satu Buku sejuta Cerita (2020), jejak Pena (2021), dan Aksara Bertasbih (2022).

Menulis memiliki kebahagiaan tersendiri bagiku. Bagi seorang guru, menulis bukanlah sebuah prestasi. Melainkan sebagai bentuk tanggung jawab. Dengan menulis, begitu banyak manfaatnya. Salah satunya adalah sebagai aset di hari kiamat kelak. Menulis bisa menjadi amal jariyah yang tidak terputus walaupun penulisnya sudah meninggal. Bukankah ini sebuah jalan menuju jannah-Nya?

Di penghujung tahun 2022 geliat menulisku pun kembali kutularkan kepada murid-muridku yang tergabung dalam kelas ekstrakurikuler AKSARA (Aku, Seni, dan Kreativitas) bidang menulis. Semoga awal tahun 2023 ini, buku antologi mereka dengan tema surat cinta buat ayah dan ibu yang judulnya masih off the record, bisa terbit. Berharap ini menjadi hadiah terindah buat kedua orang tua mereka. Aamiin

 

Hingga di titik ini, aku tidak lantas berpuas diri. Sungguh masih banyak hal yang harus kupelajari dan kubenahi demi kesempurnaan setiap karyaku. Menulis tidak bisa dipisahkan dengan membaca. Oleh karena itu, jika ingin tulisan semakin kaya diksi, maka membaca adalah aktivitas yang akan mendukung tulisan menjadi kaya diksi.  

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post