Cinta Dalam Semangkok Mi Ayam
Dering bel berbunyi nyaring
Tanda saatnya pulang sekolah
Si Roda dua terdengar bising
Keluar gerbang dengan bergairah
/
Kenangan putih abu bersejarah
Menyantap mi di warung dekat sekolah
Cinta dalam semangkok mi ayam
Tak terasa tiga puluh tahun silam
/
Panas tapi lembut saat di santap
Pedas tapi tidak menyakitkan hati
Ditaburi bumbu sebagai pelengkap
Hijau sawi seperti cinta yang lestari
/
Mangkuk ayam jago menjadi pengingat
Mi ayam tetap menjadi favorit
Bersama kuah sebagai penghangat
Setia bertahan seumpama sumpit
Kota Padi, 16 September 2020
#Tagur 150
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul...
Ibu sangat hebat...semangkok mie jd puisi yang indah
Asyikkk
hehe ...
Enak nih. Aku belum sempat sarapan. Yuk segera kirim. Keren puisinya Bunda.