Kepompong
Tak peduli panas dan hujan
Ia menggantung pada ranting dahan
Di bawah hijaunya dedaunan
Tirakat hingga usai tanpa beban
/
Kepompong yang kuat
Menjalani tirakat
Bermetamorfosis dari ulat
Kupu-kupu keluar melesat
Keindahannya membawa manfaat
/
Kepompong yang lemah gagal dan binasa
Tak sanggup melewati lubang kecil putus asa
Menjadi kepompong yang kosong nelangsa
Terbawa angin terhempas tak kuasa
Tubuhnya hancur tak bersisa
/
Andai manusia adalah ulat
Yang rakus, malas, dan serakah
Memakan daun, buah, atau bangkai
Bertirakat bagai kepompong
Akan berakhir baik atau buruk
Karena kita tak pernah tahu
Ujung kehidupan
/
Kota Padi, 13 September 2020
#Tagur 147
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yg bagus. Keren. Sukses selalu
Puisi yang cangtik Bu. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.
Siip... itulah perubahan sejati yang berujung indah...
Puisi yg keren...