Cucu Risa Asmarani

Guru SMAN 1 Karawang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kepompong

Kepompong

Tak peduli panas dan hujan

Ia menggantung pada ranting dahan

Di bawah hijaunya dedaunan

Tirakat hingga usai tanpa beban

/

Kepompong yang kuat

Menjalani tirakat

Bermetamorfosis dari ulat

Kupu-kupu keluar melesat

Keindahannya membawa manfaat

/

Kepompong yang lemah gagal dan binasa

Tak sanggup melewati lubang kecil putus asa

Menjadi kepompong yang kosong nelangsa

Terbawa angin terhempas tak kuasa

Tubuhnya hancur tak bersisa

/

Andai manusia adalah ulat

Yang rakus, malas, dan serakah

Memakan daun, buah, atau bangkai

Bertirakat bagai kepompong

Akan berakhir baik atau buruk

Karena kita tak pernah tahu

Ujung kehidupan

/

Kota Padi, 13 September 2020

#Tagur 147

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Puisi yg bagus. Keren. Sukses selalu

14 Sep
Balas

Puisi yang cangtik Bu. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.

13 Sep
Balas

Siip... itulah perubahan sejati yang berujung indah...

13 Sep
Balas

Puisi yg keren...

13 Sep
Balas



search

New Post