Cucu Hadiati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

DUA PULUH MENIT

Pagi ini ku laju sepeda motorku menuju kantor. Awalnya minta suami untuk mengantar dan menunggui sampai selesai upacara, setelah itu langsung pulang lagi. Kupikir gak lama, karena ingin melihat dan ikut lomba-lomba yang diadakan di lingkungan RT ku. Sudah 3 tahun ini gak mengikuti upacara peringatan 17 Agustus di Kabupaten, karena jarak yang jauh. Tapi karena kemarin sore Pak Kabid (Kepala Bidang) SMP meminta para pengawas untuk mengikuti apel di kantor sebelum ke kabupaten, maka pagi ini aku berangkat.

Melihat bahasa tubuh suamiku yang enggan untuk mengantar, akhirnya kuputuskan berangkat sendiri dengan sepeda motor. Tepat pukul tujuh kurang sepuluh menit, sepeda motor melaju dari halaman rumah. Tiba di gerbang perumahan, kuambil jalan ke kiri untuk menghindari macet di depan pasar Cikampek. Sepanjang jalan lengang, seperti pada Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha, saat orang orang melaksanakan solat Id. Perjalanan sekitar 6 kilometer, di pertigaan jalan, lampu jalan menunjukkan warna merah dari arahku. Kuhentikan laju sepeda motor. Kulirik jam di tanganku, menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit. Wihhhh aku berdecak, secepat ini. Biasanya, paling tidak memakan waktu sekitar sepuluh menit karena terhalang lalu lintas yang cukup padat apalagi di jam seperti ini. Kulihat di sebelah kiri jalan kantor Kecamatan Cikampek, sudah dipenuhi para peserta upacara, meskipun masih ada beberapa yang berdatangan. Tak lama lampu menunjukkan warna hijau sepeda motorpun segera ku laju kembali.

Sepanjang jalan masih lengang, meskipun ada beberapa sepeda motor dan mobil kecil yang melintas. Tapi tak menyurutkan tangan kananku untuk terus tarik gas mempercepat laju sepeda motor, untuk mengejar waktu tiba di kantor pukul setengah delapan, saat dimulai apel pagi. Melintasi pasar Kosambi yang lengang, pada jam jam begini, itu sesuatu banget, motor melaju cepat jadinya. Jauh di depan sana, jalan Kopel pun masih lengang, terasa agak bergidik, takut, membayangkan tiba-tiba ada penjahat menghadang dari depan, atau menghantam dari belakang. Ya Allah, lindungi aku, doaku.

Tibalah waktu melintas di perempatan jalan menuju gerbang tol Karawang Timur yang juga masih terhitung sepi dibanding hari biasa. Lampu lalu lintas berwarna hijau, sehingga kulaju terus sepeda motorku, hingga sampai terminal Klari yang juga cukup sepi. Roda sepeda motor terus berputar sampai pada pertigaan lampu merah jalan baru. Kulihat di depan ada beberapa sepeda motor berhenti di tengah jalan, padahal bukan di lampu merah. Persis di sebelah sebuah angkot, kuhentikan laju sepeda motorku, dan dari samping kanan jalan terdengar teriakan “Hiduplah Indonesia Raya”. Rupanya, Kepoliasian Resort (Polres) Karawang, tengah melaksanakan upacara penaikan bendera merah putih. Tepat saat bendera dinaikan, lalu terdengarlah lantunan lagu Indonesia Raya Dan sayapun mengangkat tangan seraya memberi penghormatan terhadap lantunan lagu Indonesia Raya tersebut. Demikian pula yang dilakukan orang lain yang ada di jalan itu. Alhamdulillaah, semoga ini sebagai tanda rasa nasionalisme yang cukup tinggi.

Selesai lagu Indonesia Raya dikumandangkan, pengguna jalanpun dipersilakan untuk melanjutkan perjalanannya. Tak jauh dari tempat itu, Kantor tempat saya bertugas berada, juga masih sepi. Saya pun masuk dan memarkir sepeda motor di tempat biasanya, dan bergegas menuju lapang upacara yang berada di depan kantor. Saat upacara berlangsung, beberapa kegiatan sempat saya foto dan langsung saya kirim ke status WA saya. Tak lama, suamiku mengirim WA dengan pertanyaan keheranan, “Mama sudah sampai kantor?” Kulirik jam di tanganku, waktu menunjukkan pukul tujuh lewat duapuluh menit, artinya, kira kira pukul tujuh lewat lima belas menit saya sudah sampai di kantor. Artinya? Ini adalah rekor tercepat perjalanan rumah menuju kantor yang biasanya ditempuh paling cepat selama empat puluh menit. Subhanalloh, Alhamdulillah, Allah telah menjagaku selama dalam perjalanan yang melaju dengan kecepatan tinggi, bisa selamat sampai tujuan. Dua puluh lima menit. Padahal, hormat dulu di polres sekitar lima menit. Jadi? Dua puluh menit saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantappp perjalanan yg menyenangkan

16 Jun
Balas

Mantappp perjalanan yg menyenangkan

16 Jun
Balas

Jadi ikut membayangkan, ibuku ternyata pembalap, keren

16 Jun
Balas

Saking kosong itu jalan

18 Jun

Jadi ikut membayangkan, ibuku ternyata pembalap, keren

16 Jun
Balas

Jadi ikut membayangkan, ibuku ternyata pembalap, keren

16 Jun
Balas

Jadi ikut membayangkan, ibuku ternyata pembalap, keren

16 Jun
Balas

Serasa ikut dalam perjalanan Ibuu.. Bonceng dibelakangnyaa, hehe.

16 Jun
Balas

Hayu yahhh kapan kapan

18 Jun

Hayu yahhh kapan kapan

18 Jun

Luar biasa,ttp semangat liat ibu teh, selalu happy ending,semoga ketularan sukses.Aamiin

16 Jun
Balas

Haha... Semangat menebar semangat bahagia, hehe

18 Jun



search

New Post