Cucu Hermawaty Rosyda

Nama Saya Cucu Hermawaty R, SE.,M.Pd, seorang guru Ekonomi di SMAN 2 Cimahi Propinsi Jawa Barat, yang punya hobi bernyanyi, menari, berpuisi, dan travel...

Selengkapnya
Navigasi Web
BIANGLALA MENJERAT ASA (10)

BIANGLALA MENJERAT ASA (10)

#TANTANGAN HARI KE 210

#CERPEN

#NOVEL

BIANGLALA MENJERAT ASA (10)

“Pa Sony..??” Satpam itu balik bertanya pada Maliza.

“Iya...Pa Ghusony Ardian dulu yang memiliki perusahaan PT. Ardian Sentosa” Maliza menjelsakan dengan lengkap.

“Dulu memang ini rumah pemilik PT Ardian Sentosa, tapi sudah dijual kepada majikan saya” . Tiba-tiba muncul Pa Satpam satunya lagi sudah tua menghampiri Maliza yang masih berdiri di luar pagar.

“Dulu saya security nya disini de....karena rumah ini mau disita pihak bank, akhirnya dibeli oleh rekanan bisnisnya”. Jelas Pa Tua lagi.

“Bapa kira-kira tau ga dimana kini Pa Sony tinggal?” Maliza berharap jawaban dari Pa satpam itu.

Tapi jawaban dari pa satpam itu tidak memuaskan hati Maliza. Dia tidak tahu keberadaan Pa Sony selanjutnya dimana.

##

Hari pun sudah mulai gelap. Basah kuyup baju yang melekat di badannya karena diguyur hujan . Maliza pun memutuskan untuk pulang dengan masih membawa rasa penasarannya. Panggilan tak terjawab dari ibunya terlihat ada beberapa kali.

Meninggalkan rumah besar itu, yang dulu pernah disinggahi oleh papa nya. Maliza masih menoleh dan mengamati keadaan rumah itu sambil memakai helm dan menyalakan skuternya. Meninggalkan kota menuju rumahnya yang berada jauh dari kota itu.

Udara dingin menembus tubuh yang sudah kuyup. Ada kesedihan yang masih mendendam. Karena yang dicari belum ada titik terang. Ada tekad dalam dirinya sampai dimana pun Maliza akan mencari papa nya sampai ketemu bila dia masih hidup. Bila dia sudah meninggal pun Maliza ingin tahu dimana tempat peristirahatannya.

Tiba di depan gerbang rumahnya, didapati rumah yang berada di hook ujung jalan itu masih gelap. Tidak terlihat mobil ibunya terparkir di garasi rumah. Maliza membuka gerbang dan masuk ke dalam rumah.

“Halo mam.....lagi dimana mam...?” Maliza menghubungi ibunya setelah mandi dan berganti piyama sambil ngemil makanan kesukaannya.

“Aduh kamu kemana aza sayang, seharian mama telpon ga diangkatnya, bikin khawatir aza” Suara herlina di seberang telpon.

“Iya mam...tadi ke kampus sama teman-teman, HP nya di dalam tas ga terdengar” jawab Maliza membohongi ibunya.

“Malam ini mama ga bisa pulang kayaknya nak....masih tugas di luar kota, dikira mama bisa bolak balik aza, ternyata belum beres juga sampai saat ini, kamu baik-baik ya di rumah.....”.

“Ok...siap mam....jaga kesehatan ya moms sayang....”. ucapan manja Maliza kepada ibunya.

##

Malam itu kesempatan buat Maliza untuk membongkar bongkar file file yang ada dalam lemari ibunya. Berharap Maliza mendapatkan informasi dalam file dan surat surat yang belum terbuka semua itu.

“Ok....aku mau melanjutkan mencari dalam berkas berkas itu...” gumam Maliza

Maliza mulai mengeluarkan surat surat dan berkas berkas yang disimpan di sebuah kotak di lemari ibunya.

Satu persatu dia buka kembali. Begitu banyak surat surat yang dikirimkan kepada ibunya dan belum pernah dibuka nya. Maliza pun membuka berupa tabungan deposito atas nama dirinya dan beberapa chek yang dikirimkan untuk ibunya. Pengirimnya adalah Ghusony Adrian.

“Berarti selama ini hingga aku dewasa kini...mama belum pernah membuka surat surat ini yang kirim papa untuk mama.....”. Maliza bergumam sendiri

“Kenapa mama bersikap begitu ya???....”

Entah sudah berapa surat yang Maliza buka malam itu, dan masih ada beberap amplop yang belum dia buka. Maliza membuka sebuah amplop yang berwarna coklat panjang. Dibuka perlahan karena takut tersobek ada satu lembar kertas dan tulisannya pun tak banyak.

“Herlina...ini adalah suratku yang kesekian kalinya, entah sudah yang keberapa. Aku pun mengerti kamu tidak ingin membalas atau malah membukanya. Hidupku sudah diujung kehancuran, semua aset-asetku sudah terjual. Sawitri yang dulu dijodohkan dan kukenalkan padamu meninggalkanku bersama laki-laki lain. Herlina....aku hanya titip ini untuk bekal anakku nanti. Biarlah aku ingin menebus dosa dosaku saat ini. aku tak punya apa-apa asalkan kamu dan anak kita hidup berkecukupan. Ini chek untuk anakku. Dan aku titip surat ini ke Pa Tatang.”

“Pa Tatang?....Apa Pa Tatang office boy di kantor mama?” Maliza ngomong sendiri sambil merapikan lagi berkas berkas itu.

“Ok...besok aku akan menemui Pa Tatang di kantor mama...”

##

Malam semakin larut. Gemericik hujan pun menambah suasana malam yang dingin. Di kamar itu Maliza masih memandangi foto yang tertempel di dinding kamarnya. Foto seorang bocah kecil lucu itu adalah dirinya.

Maliza hanya mengingat olokan teman-temannya dulu, bahwa dia ga pernah dianter sama papa nya bila kemana mana.

“Mam....papa dimana sih...kapan Iza bisa ketemu??

“sabar ya sayang...suatu saat pasti kamu akan ketemu dengan papamu...” Jawaban itu yang selalu dia dapatkan dari mulut ibunya dengan senyuman dan rangkulan. Namun, sering juga Iza melihat pelupuk mata ibunya berkaca-kaca bila dia sudah bertanya tentang papanya.

##

BERSAMBUNG

CIMAHI, 19 NOVEMBER 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi, di mana Papa Iza? Penasaran. Ditunggu lanjutannya

19 Nov
Balas

terimakasih bun....

19 Nov

Next buuu...keren sangat

20 Nov
Balas

Bikin penasaran nih, sehat dan sukses selalu bucantik

20 Nov
Balas

Semakin asyik ... Ditunggu lanjutannya. Keren Bu. Salam literasi.

20 Nov
Balas

Penasaran akhirnya cari tahu sendiri. Semoga ibunya tidak tahu. Atau kalau akhirnya tahu, tidak marah. Keren ceritanya, Bu...

19 Nov
Balas

Terima kasih bun sdh mampir

19 Nov

Keren bgt ceritanya Bu...ditunggu kelanjutannya ..salam sukses selalu

19 Nov
Balas

Terima kasih bun

19 Nov

Ayo kemana ya ?? kita tunggu selanjutnya bun

20 Nov
Balas

Semoga Meliza dipertemukan dengan papanya

20 Nov
Balas

Jadi makin penasaran. Dimana Pak Sony? Lanjut Bunda

19 Nov
Balas

Terima kasih bun

19 Nov

Wah jadi penasaran bunda...dimana?ditunggu selanjutnya bunda

19 Nov
Balas

Trims say

19 Nov

Lanjutkan bianglala menjerat asa semakin membahana. Salam sukses selalu bu

19 Nov
Balas

Terima kasih pa

19 Nov

Penasaran

19 Nov
Balas

Terima kasih bun

20 Nov

Makin penasaran. Keren

19 Nov
Balas

Terima kasih bun

19 Nov

Ditunggu lanjutannya...sukses selalu

19 Nov
Balas

Terima kasih bun

19 Nov



search

New Post