Cucu Hermawaty Rosyda

Nama Saya Cucu Hermawaty R, SE.,M.Pd, seorang guru Ekonomi di SMAN 2 Cimahi Propinsi Jawa Barat, yang punya hobi bernyanyi, menari, berpuisi, dan travel...

Selengkapnya
Navigasi Web
NEGERI DI ATAS AWAN (13)

NEGERI DI ATAS AWAN (13)

#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 164

#CERPEN

NEGERI DI ATAS AWAN (13)

“Hanya satu orang yang akan selamat dan ditemukan di lereng dekat hutan itu..”

“Jangan pernah mencoba masuk dan mengganggu mereka kalo kampung ini akan selamat”

“Jangan sampe diganggu ketentraman hutan itu jangan sampe dirusak, bahkan diekploitasi terus menerus, kalo tidak akan terus meminta korban”

Pa tua berbicara sendiri di depan lukisan yang terjatuh dengan serakan kaca-kacanya. Pa Tua selalu disebut dukun oleh masyarakat kampung karena omongannya selalu jadi kenyataan, dan kadang juga tidak dianggap oleh masayarakat kampung karena selalu aneh dan nyeleneh kata-kata dan tingkah lakunya. Menempati rumah warisan belanda peninggalan sejarah perkebunan karet beberapa puluh tahun lalu. Hidup menyendiri dengan aktivitas setiap hari melukis hal-hal ghaib, yang menurut nya itu adalah hasil penghlihatannya.

“Lukisan ini saya lukis ketika sang Nyai penguasa hutan itu menghampiri”

“Beberapa tahun lalu ada segerombolan orang orang jahat yang lari ke hutan ini, lalu mereka kecelakaan masuk jurang, ini lukisannya “

##

Tok-tok....suara pintu dari kayu tua ada yang menggedornya dari luar, lamunan Pa Tua pun buyar mengingat Kinan Bu guru cantik nan ramah yang selalu berkunjung ke rumahnya. Padahal orang kampung ini sendiri tak pernah ada yang selalu menyapa nya, karena disangka Pa Tua ada kelainan jiwa.

Hujan deras malam itu dengan gelapnya lampu yang padam karena tiang listrik di desa terkena angin ribut dan menghantam jalan , kampung itu gelap seperti tak ada kehidupan. Dua orang mengunjungi rumah Pa Tua dengan membawa lampu obor seadanya.

“Pa Tua..kalo berkenan ikut kami untuk bantu mencari dua orang yang hilang di hutan” lelaki berperawakan kecil meminta Pa Tua untuk ikut ke balai desa.

“Percuma...saya tidak bisa membantu” Pa Tua menutup lagi pintu rumahnya

“Ini perintah Pa Kades...Pa Tua......” Teriak lelaki itu di luar rumah

Pa Tua berhenti sejenak , teringat kebiakan Kinan kepadanya . Pintu dibuka lagi dan Pa Tua ikut dengan mereka.

Malam semakin larut, hujan pun semakin deras, pencarian malam ini dihentikan karena dari sore hujan dan angin ribut sungguh membahayakan warga. Dua pekan sudah pencarian terus dilakukan oleh aparat desa dan kepolisian.

##

Malam bulan purnama telah menampakkan sempurnanya sang bulan dengan bentuknya yang bulat. Malam ini seolah berpesta di kediaman Nyai Swarna Diva , menabuh gemelan gamelan dan tarian-tarian, seakan sedang bergembira menyambut bulan purnama. Nyai Swarna Diva begitu cantiknya memakai kebaya merah andalannya dengan rambut panjangnya yang disangul dan ujungnya berurai ke depan begitu mempesonanya.

Sang penonton ingin menyaksikan penari baru malam itu adalah Nenden seolah disambut kedatangan dan penampilannya di panggung. Kinan pun mengenakan kebaya dan bersanggul untuk mempersembahkan tarian-tarian menghibur malam itu

“Aku tidak boleh menari di panggung itu”...Kinan berceloteh

“Bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari tempat ini dengan Nenden”

“Aku harus menanggakan baju kebaya ini....sebelum acara menari dimulai.

Aku pun mencari Nenden yang sudah siap tampil di panggung, aku menyelinap ke belakang panggung.

“Nenden....Nenden.....” Aku memanggil Nenden yang sedang duduk dan siap-siap untuk tampil menari.

Namun jiwa Nenden sudah dipengaruhi oleh Nyai Swarna, sehingga tubuhnya lemah dan selalu menurut apa yang dikatakan Nyai itu. Aku menarik tangan Nenden dan mengajak untuk berlari.

“Ayo Nenden kita keluar dari negeri ini...”Ajak ku sambil menarik tangannya dan berlari keluar dari rumah itu.

Nenden tak bicara dan lemah tubuhnya sehingga napasnya tersengal-sengal saat aku bawa lari. Dan kita terjatuh saat berlari menginjak kayu yang melintang saat mau keluar.

“Ibu saja yang lari...aku lemas bu....selamatkan diri ibu...” Nenden berkata padaku untuk bangun dari jatuh

“Ayo Nenden.....”

“Tidak bu....cepet lari bu mereka datang....

“Nenden....ayo...kemari...cepet lari....” Teriakku sama Nenden yang masih tersungkur di tanah

Dan para pengawal Nyai pun datang membawa Nenden masuk kembali ke rumah itu. Aku pun menangis bersembunyi di pohon besar sambil memanggil Nenden.

##

BERSAMBUNG

Cimahi, 24 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren kisahnya. Lanjut bunda

24 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh mampir

24 Sep

Kereeen, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

24 Sep
Balas

terimakasih pa salam sukses....salam literasi

24 Sep

Seram seram sedaaaap bu cantik. Next...

24 Sep
Balas

Terima kasih bun

24 Sep

Cerita yang bagus sekali Bu Cucu kayaknya bisa difilmkan nih. Salam sukses selalu.

24 Sep
Balas

Terima kasih pa, semoga ada yg melirik ya pa... Hehehe

24 Sep

Keren bu...sukses slalu

24 Sep
Balas

Terima kasih bun

24 Sep

Wah ..aku ikut bergidiq membacanya. sukses selalu bucantik

25 Sep
Balas

Terima kasih bun

25 Sep

OMG... semakin seru dan menegangkan, apakah Nenden tidak akan selamat? ditunggu lanjutannya Bu. semangat selalu. Salam literasi.

24 Sep
Balas

terimakasih pa....salam sukses

24 Sep

cerita yang keren bun

24 Sep
Balas

Terima kasih bun

24 Sep

Makin keren dan menarik bun. Sukses bun

24 Sep
Balas

Terima kasih bun

24 Sep

keren bund, meski saya tidak ikut diawal, tapi keseruan terbaca. penasaran ni. Lanjut.

24 Sep
Balas

Terima kasih pa sdh berkunjung

24 Sep

Ikut dag dig dug nih... Keren banget Bunda

24 Sep
Balas

Terima kasih bun

24 Sep

Keren Bu sukses selalu... salam literasi

24 Sep
Balas

Terima kasih bun

24 Sep

Makin kereeen dan menarik ibu sayang.. Kasihan Nenden..... Kisah fantastis dan luar biasa mantap... Sukses selalu ibu... Salam santun

24 Sep
Balas

terimakasih bun apresiasinya....sukses selalu....salam super untuk ibu....

24 Sep

Keren Bu Cucu. Salam literasi, lancar beraktivitas, semoga kita sukses selalu. Amin.

24 Sep
Balas

Terima kasih ku nya pa salam sukses

24 Sep

Seru ceritanya, Ibu. Semakin penasaran dengan kelanjutannya. Keren, Bunda. Salam literasi.

25 Sep
Balas

Terima kasih bun

25 Sep

keren... lanjut....sukses selalu

24 Sep
Balas

Terima kasih bun

24 Sep

Rasanya semakin serem ..atau perasaan saja? mantap bun

25 Sep
Balas

Terima kasih ku nya bun

27 Sep

mkin seru ceritanya bu. lanjut

24 Sep
Balas

Terima kasih pa

24 Sep

perkebunan karet, rumah peninggalan Belanda di dalamnya, nyai ... menarik untuk sumber horor buu.... kereeeen

24 Sep
Balas

Terima kasih bun apresiasi nya salam sukses

25 Sep

Waduh bun..ikut deg-degan dan ketakutan aku bun... keren ceritanya... ditunggu lanjutannya... salam sukses selalu

24 Sep
Balas

Terimakasih bunda....sukses juga,,,,bundaa

24 Sep

keren..lanjut

25 Sep
Balas

Terima kasih pa

25 Sep

Keren Bun, misteri dunia lain. Salam sukses selalu untuk Bunda

25 Sep
Balas

Terima kasih bun

25 Sep

Keren.

24 Sep
Balas

terimakasih bun

24 Sep

Wah bagaimana nasip Nendennya Bu.? Jadi penasaran...

24 Sep
Balas

Terima kasih pa

24 Sep

Kisahnya agak serem dibaca dimalam Jum'at apalagi sendiri dirumah, tapi keren ceritanya buk, berhadap kedua2nya bisa selamat.ditunhgu kelnjutannya bunda

24 Sep
Balas

Terima kasih bun apresiasi nya salam sukses

24 Sep

Keren judul sama isi ceritax... Hororx dapat tu...sukses slalu Bu

24 Sep
Balas

Terima kasih pa

24 Sep

Lanjut

24 Sep
Balas

Terima kasih pa

24 Sep



search

New Post