Cucu Hermawaty Rosyda

Nama Saya Cucu Hermawaty R, SE.,M.Pd, seorang guru Ekonomi di SMAN 2 Cimahi Propinsi Jawa Barat, yang punya hobi bernyanyi, menari, berpuisi, dan travel...

Selengkapnya
Navigasi Web
NEGERI DI ATAS AWAN (15)

NEGERI DI ATAS AWAN (15)

#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 168

#CERPEN

NEGERI DI ATAS AWAN (15)

Negeri ini masih berduka, langit pun berkabut seolah mengerti suasana. Mendung masih menyelimuti kampung nan asri. Hilangnya Nenden entah kemana, belum ada rimbanya. Bulan pun telah berganti namun khabar baik belum juga menghampiri.

Kesehatanku sudah membaik hari ini, kejadian demi kejadian berangsur teringat kembali. Seperti berada di dunia lain hanya semalam saja, namun ternyata keberadaanku sudah dua pekan sebagai orang hilang. Kedua orangtuaku belum mengijinkan aku untuk kembali ke kampung itu, namun tugasku dan tanggungjawabku membimbing anak-anak di sekolah sudah menanti kehadiranku. Sebentar lagi akan melangsungkan festival budaya di sekolah dan berita nya sudah menyebar ke mana-mana.

“Ijinkan aku bu...untuk kembali ke sekolah minggu ini, aku sudah sehat bu....” Aku merayu ibuku untuk merestui kepergianku.

Meski ibu masih berat untuk melepas kepergianku, tapi beliau sangat paham dengan tugas ku sebagai guru PNS di kampung itu. Aku diijinkan untuk berangkat dan membawa mobil ayahku, berangkat lebih pagi dari rumah agar sampai kesana masih siang dan aman.

Aku pamit meninggalkan rumah dan meninggalkan ayah ibu, setelah mencium tangan kedua orangtuaku dan memohon doa mereka agar diberi keselamatan. Aku menghidupkan mesin mobil dan menuju kampung negeri di atas awan.

Udara sejuk semilir sudah menerpaku, setelah tiga jam perjalanan aku mulai memasuki hutan hutan, sekitar satu jam setengah lagi aku sampe ke kampung dimana aku tinggal. Setengah sepuluh pagi itu jalanan ramai dilalui motor-motor dan mobil truk pengangkut kayu. Tidak ada yang aneh di hutan ini. aku berhenti sejenak melihat pohon-pohon pinus yang menghiasi jalanan. Ada apa dengan hutan ini?...dua kali aku ditemukan sedang berada di dalam hutan ini. turun dari mobil dan melihat sekitar hutan ini berharap aku melihat Nenden dan mengajaknya untuk pulang.

##

Kedatanganku disambut oleh anak-anak di sekolah dan teman-teman guru disana. Wajah bahagia mereka terlihat sumringah karena melihatku sehat dan tak kurang apapun. Oleh-oleh titipan ibuku dari kota aku bagikan di ruang guru dan bapak kepala sekolah. Rangkulan dan menjabat tanganku satu persatu temanku menghampiriku , Alhamdulilah mereka tak henti berucap syukur aku kembali lagi ke sekolah ini.

Tugasku sudah menanti, persiapan festival yang tertunda kini menggeliat lagi. Ternyata anak anak disini pintar dan kreatif meskipun aku menghilang dua pekan yang kata mereka padahal perasaanku aku berada di hutan sana hanya semalam saja, mereka selalu kompak berlatih menyiapkan segala sesuatunya, karena sebelumnya sering latihan musik, gerakan dan yang lainnya. Aku melihat latihan mereka sungguh diluar dugaan sudah begitu sempurna. Bakat berkesenian di Kampung ini memang sangat menonjol , mengarahkan anak-anak sedikit saja mereka sudah sangat paham.

Kesedihanku membuncah, penari utama yaitu Nenden tidak bisa tampil, karena sampai hari ini belum ada titik terang dari tim pencari yang hilang di hutan. Peran Nenden digantikan oleh temannya Nisa, sama-sama pintar menari dan luwes, namun aura pada diri Nisa tidak sebagus Nenden . kedua anak ini adalah sepasang penari berpasangan bila aku dan sekolahku mengirimkan lomba seni.

Latihan semakin intens setiap hari di sekolah persiapan segala macamnya pun sudah hampir selesai, undangan ke kecamatan dan desa juga ke sekolah lain sudah disebar. Kemananan sekolah bekerjasama dengan desa pun sudah mulai beraktivitas untuk menyambut pagelaran yang diharapkan bisa memajukan desa dan kampung ini.

##

Minggu pagi itu aku berkeliling jalan olahraga pagi, warga desa banyak yang mengenalku dan menyapaku dengan ramah, banyak yang menyalami dan berpesan kepadaku untuk lebih hati-hati, tapi ada pula yang sinis dan memandang aneh padaku kaena masih hidup dan berada di desa ini, karena kejadian yang sudah terjadi tidak ada yang hidup lagi bila sudah mengalami dan masuk ke hutan larangan itu.

Di ujung jalan terlihat rumah warisan belanda bercat putih di depan gerbangnya tumbuh pohon kiara sudah berpuluh tahun usianya. Ya itu rumah Pa Tua, sudah lama aku tak mengunjungi dan bercengkrama melihat lukisan-lukisannya. Dan Pa Tua juga ikut menolongku mencari kehilanganku di hutan belantara.

Kudapati Pa Tua sedang melukis di sudut rumahnya, dengan keadaan pintu rumah terbuka, aku mengucap salam namun tidak menyahutnya, mungkin karena saking asyiknya sampai tidak terdengar suara orang bertamu. Dalam posisi memunggungi sehingga tidak tahu dan tidak terlihat aku sudah memasuki ruangan rumahnya.

Aku lihat lukisan yang sedang dituangkan dalam kanvas Pa Tua, aku terlisik lebih dekat lagi.

“Ya Allah....Nenden......” gumsmku melihat lukisan itu

“Ya....ini gadis desa yang cantik jelita, memakai kebaya merah”

“Dia sudah betah tinggal di negeri itu bersama sang ratu” Jawab Pa Tua tanpa menolehku

“Bisikan Sang Ratu datang kepadaku untuk melukiskan kemolekan gadis itu, gadis itu adalah penerus sang Ratu”

“Maksud Pa Tua..?” Tanyaku kepada Pa Tua yang masih asyik mencoret coret kanvasnya itu.

##

Beberapa puluh tahun yang lalu, desa ini adalah desa tempat pelarian orang-orang jahat, pencuri, begal dan pemabukan. Daerah perkebunan yang dihuni oleh keluarga Belanda karena mengelola perkebunan. Orang Belanda dan keluarganya ini menempati rumah ini. setiap bulan purnama Keluarga ini mengundang tim kesenian sinden dan wayang untuk menghibur keluarga dan orang orang di perkebunan ini.

Pa Tua menceritakan kejadian di kampung ini. sambil menyuguhkan kopi tubruknya padaku dan sambil melukis sang gadis dan kulihat ada sebuah lukisan yang sudah jadi sebuah kuburan tua dan terlihat seorang gadis tertidur di atas nisan kuburan tua.

Mataku terbelalak seketika.

##

BERSAMBUNG

Cimahi, 28 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Maaf, Bu. Penulisan kata 'khabar', 'ijin', dan 'orangtua' seharusnya 'kabar', 'izin', dan 'orang tua'. Salam literasi.

28 Sep
Balas

Terima kasih koreksi nya pa.... Salam literasi

28 Sep

Cerpennya bagus sekali bu, semoga segera terbit kumpulan cerpennya

29 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh berkunjung salam sukses... Aamiin

29 Sep

Lukisan bu gurukah???

28 Sep
Balas

Kita liat ya bun itu lukisan apa

28 Sep

Mantap bu sudah seri ke -15. Akhirnya sebuah cerpen tunggal ibu bakal terbit. Luar biasa sekali. Salam literasi.

28 Sep
Balas

Terima kasih pa apresiasi dan kunjungan nya... Salam literasi

28 Sep

Semakin seru Bu.... Hari ini langsung baca 2 episode. Semangat selalu. Salam sehat dan sukses selalu.

29 Sep
Balas

Terima kasih pa sdh mengapresiasi

29 Sep

Bagus banget....

29 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh mampir

29 Sep

Mataku terbelalak seketika.keren Bun

28 Sep
Balas

Terima kasih bun

28 Sep

Cerpen yang indah dengan nuansa yang begitu manis bun

28 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh 6

28 Sep

Cerpen yang indah. Salam sukses bunda

28 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh mampir salam sukses

28 Sep

Keren bucan,,,,ngeri2 sedap bacanya, salam literasi

28 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh bertandang, salam literasi

28 Sep

Lukisan siapakah itu... keren Bu sukses selalu salam literasi...

28 Sep
Balas

Terima kasih bun salam literasi

28 Sep

Siapakah gadis yang terlelap diatas kiburantua itu ya... Jangan-jangan itu lukisan bu guru.. Duhh makin serius ceritanya... Ga sabar menuntaskan sampai tamat.. Keren dan teramat keren ibu cantik... Salam santun

28 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh berkunjung dan sll support dan mengapresiasi tulisan sederhana ku.... Salam sukses salam super

28 Sep

ceruta yang keren bun..lanjut... terimaksih sudah memfollow.... ternyata sudah saya follow bun

28 Sep
Balas

Terima kasih bunda.... Sdh berkunjung salam sukses

28 Sep

Lukisan siapaah gadis yang tertidur di atas nisan kuburan tua. Keren Bu. Semakin penasaran.

28 Sep
Balas

Terima kasih bun apresiasi dan kunjungan nya

28 Sep

Siapa sebenarnya pak tua itu, para normal kah...ditunggu kisah lanjutannnya bu

28 Sep
Balas

Terima kasih pa apresiasi nya salam sukses

28 Sep

Keren...lukisan buk guru kah ? ...next bun

28 Sep
Balas

Terima kasih bun

28 Sep

Itu lukisan nenden..gadis cantik yang sudah betah tinggal bersama sang ratu.....tidur di atas kuburan.. jadi...? Waw makin penasaran bun.. ditunggu lanjutannya.. salam sukses selalu

28 Sep
Balas

Terima kasih bun say.... Salam sukses salam literasi

28 Sep

Makin bikin penasaran say.kepoin terusss

28 Sep
Balas

Terima kasih bun

28 Sep

Semakin seru bunda, ide ceritanya oke banget. Seperti bunda sendiri yang mengalami nya. Keren bunda, tak sabar menunggu lanjutannya

28 Sep
Balas

Terima kasih bun... Kisah cerpen bunda juga keren

28 Sep

Kisahnya menarik bunda

28 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh mampir

28 Sep

Kisahnya menarik bunda

28 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh mampir

29 Sep

Lukisan siapakah...jadi penasaran Bu...

28 Sep
Balas

Terima kasih pa salam sukses

28 Sep

Apakah gadis itu Nenden, penasaran bunda tapi sedikit serem, salut buat Bu guru tetap komitmen melaksanakan tugasnya, sukses buat ibu

28 Sep
Balas

Terima kasih bun kunjungan nya... Salam sukses salam literasi

28 Sep

bagus ceritanya bercampur mistik. sukses selalu ....salam

28 Sep
Balas

Terima kasih pa

28 Sep

Sukses terus bu..Salam literasi

29 Sep
Balas

Terima kasih bun sdh mampir salam sukses

29 Sep

Semakin menarik ceritanya bu..saya tunggu lanjutannya. Sukses selalu, salam tetap semangat berkarya

28 Sep
Balas

Terima kasih pa apresiasi dan kunjungan nya salam sukses

28 Sep

Lukisan siapakah itu? Keren ceritanya buncan. Sukses selalu bun

28 Sep
Balas

Terima kasih kunjungan nya bun

28 Sep



search

New Post