NEGERI DI ATAS AWAN (26)
#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 185
#CERPEN
NEGERI DI ATAS AWAN (26)
Pagi yang masih diselimuti kabut, dingin pun masih merasuk, seperti tak ada kehidupaan di kampung ini semua orang masih terlena bahkan terhanyut dengan mimpi. Kejadian penyerangan Puskesmas masih menjadi tanda tanya besar, mengapa ada orang yang tega berbuat kejahatan dengan merusak fasilitas negara. Pagi ini aku memberanikan diri menerjang dinginnya pagi, berjalan menikmati awan tebal menuju sekolah. Walaupun masih sepi karena sudah biasa bila kabut sedang turun jam sekolah pun dimajukan.
“Selamat pagi bu guru cantik....” Aku dikagetkan oleh seorang berjubah hitam menyapa tiba tiba depan mata.
“Maaf...kalo saya mengagetkan bu guru...”
“Pa Jumri.....se pagi ini sudah berada disini, dan sejak kapan berada disini” Aku masih terkaget takutnya syetan yang menyerupai Pa Jumri.
“Ada perlu apa pa...maaf , saya harus terburu buru ke sekolah, hari ini saya yang bertugas membukakan pintu gerbang untuk membantu Pa Rodi” pertanyaanku ketus tidak suka melihat kehadiran Pa Jumri.
“Saya hanya ingin titip pesan untuk bu guru cantik, agar dokter itu tidak berada di desa ini, kalo dia masih disini, desa ini akan mengalami keributan dan puskesmas akan terus di teror”
“Jadi......pengrusakan kemarin dilakukan oleh Pa Jumri?...tanyaku lagi penuh geram
“Bukan bu guru.....justru itu saya memberitahu kepada bu guru” ucap Pa Jumri
“Kenapa tidak langsung saja ke pa dokter Indra selaku pimpinan puskesmas disini?
“takut terjadi salah paham bu.....tolong sampaikan” Pa Jumri kali ini terlihat seperti jujur, tapi aku takut ini adalah tipu daya dia.
“Saya orang yang tidak dipercaya di kampung ini, kalo saya yang bilang ke warga tak satu pun mempercayai saya, karena memang saya orang yang jahat, tapi itu dulu bu....percayalah....., yang merusak puskesmas kemarin itu adalah anak buah Pa Roban dia dukun terkenal di kampung ini dan bahkan terkenal sampe ke kota, orang kampung yang sakit disini selalu datang minta disembuhkan ke dia, seelah ada dokter di puskesmas itu, orang kampung ini sudah sedikit yang datang ke dia”. Pa Jumri berusaha mejelaskan.
Aku termenung sejenak, betulkah apa yang dikatakan Pa Jumri kepadaku, atau hanya akal akalan dia saja. Tapi Pa jumri kini memang sudah berubah menjadi baik entah kenapa sikapnya menjadi sopan kepadaku.
Di desa ini memang penuh mistis karena alamnya yang jauh dari keramian, dibalik pegunungan tersembunyi dan banyak orang orang kota yang datang untuk mencari paranormal dan orang pintar. Kecelakaan puluhan tahun lalu di jurang itu dijadikan sebagai wangsit oleh sebagian orang dan dipercaya bila bertemu dengan Nyai Swarna Dwipa akan tercapai apa yang diinginnkannya.
##
Pencarian Nenden di jurang itu tak membuahkan hasil, tim pencari dari desa dan kepolisian kesulitan menjangkau jurang yang sangat dalam dan gelap. Menurut salah satu paranormal disana pun arwah Nenden sudah bersama dengan Nyai Swarna Dwipa. Aku harus belajar ikhlas dengan kepergian Nenden, namun perasaan bersalah masih saja bergelayut dalam hidupku.
Siang itu aku pun mencoba melihat jurang keramat, aku sudah bertemu dengan Nyai Swarna Dwipa di alam lain ketika itu, pertemuan semalamku merupakan pengalaman tersendiri buat hidupku, yang orang lain tidak akan pernah paham dan percaya apa yang sudah aku alami. Dan tidak semua orang bisa mengalaminya. Berdiri aku di tepi jalan hutan pinus dekat dengan jurang dimana disini banyak sekali merenggut nyawa manusia, dan tidak bisa ditemukan termasuk Nenden. Jalan kecil tanjakan dan turunan, licin bila musim penghujan tiba. Meskipun sudah dipagari besi oleh pemerintah Kabupaten sepanjang jalan ini namun agar tetap berhati hati bila melewatinya. Sebelum aku meninggalkan tempat ini, aku memanjatkan doa untuk Nenden.
##
Sebulan sudah berlalu dari kejadian pengrusakan Puskesmas, Aku dan dokter Indra sudah merasa dekat dan cocok, ada getar getar rindu bila aku tak mendapatkan khabar meski lewat whatsapp. Ada perasaan kehilangan bila aku tak menerima telepon dari dirinya. Dan sudah sebulan ini dokter Indra belum kembali ke kampung ini, dia mengajukan cuti semenjak kejadian penyerangan di Puskesmas itu.
Gawaiku bergetar tanda whatsapp masuk malam itu. Pesan dokter Indra membuat hatiku berbunga bunga.
“Assalamualaikum De....maukah kau menikah denganku? Kita menikah dan hidup disini, kehidupan kita akan lebih baik pasti disini.”
“ Aku sudah mengajukan kepindahanku ke Rumah sakit di kota De...., mau kan De....nanti saya akan mengajukan kepindahanmu ke kota dalam waktu dekat”.
“Besok De pulang kan?, saya akan datang melamar ke rumah orangtuamu.”
Pesan dokter Indra belum aku jawab, antara bahagia, kaget dan belum bisa menerima. Malam itu pikiranku dihantui hingga mata pun tak bisa terpejam, hati masih berkecamuk.
Aku merasa bersalah, dan aku tak mungkin bisa meninggalkan kampung ini karena rasa bersalahku. Aku tidak rela untuk meninggalkan negeri di atas awan.
BERSAMBUNG
Cimahi, 15 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bunda kisahnya
Terima kasih bun
Keren cerpennya bun.ditunggu kisah selanjutnya.
Terima kasih bun sdh mampir
Makin seruuu....next bu
Terima kasih bun sdh mampir
Konflik yang keren. Sehat dan sukses selalu bucantik
Terima kasih bun
Semakin asyik dan seru Bu. konflik batin Bu Kinan semakin bertambah... Ditunggu lanjutannya. Tetap semangat, salam literasi.
Terima kasih pa selalu mengapresiasi, salam sukses
Ternyata masih ada mistis di desa ini.
Terimakasih bun
Makin mempesona ibu cantik.... Semoga ibu guru bisaberjodoh dengan pak dokter yang baik... Pesona negeri diatas awan bagi bu guru semoga tidak membuatnya menolak dokter indra... Keren ibu sayang, ditunggu selalu lanjutannya.... Salam santun
Terima kasih bun
luar biasa keren... salam literasi
Terima kasih bun sdh mampir salam sukses
Belum ketemu juga ya bun
Terima kasih bun
Semakin penasaran jalan ceritanya bunda. Ditunggu ya. Salam sukses selalu.
Terima kasih bun sdh mampir
Wah penasaran bun... diterima nggak ya lamaran dokter Indra pasti dilema nih... hehehe.. ceritanya kian menarik bun.. ditunggu lanjutannya.. salam sukses selalu
Terima kasih bun selalu mampir.... Salam sukses
maaf, agaklama gak ngikuti ceritanya. ternyata makin seru Bunda. Keren sukses selalu.
Iya bun.... Terimakasih sdh berkunjung
cerita negeri di atas awan nya keren
Terima kasih pa
Keren.
Terima kasih bun sdh mampir
Kira-kira diterima ga lamarannya...hehe..ditunggu kelanjutannya bunda cantik.salam sukses
Terima kasih say.... Salam sukses
Penasaraaaaan
Terima kasih bun sdh mampir
Saya baca sampai membayangkan pak Jumri orang jahat. Ha..ha.. Ada horornya juga desa yang sepi ada mbah dukun, tempat angker. Semakin seru bacanya ...
Terima kasih bun sdh mampir dan mengapresiasi salam sukses
Mantab pake banget cerpennya. Sukses selalu, tetap semangat dan salam literasi bunda
Terima kasih pa kunjungan nya salam sukses
Bikin penasaran kisah selanjutnya. Keren bunda. Sukses selalu
Terima kasih bun sdh mampir