RUMAH TUA
#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 212
#PUISI
RUMAH TUA
Melintasi menjamah sang surya seperti tak silau dengan sinarnya
Merenggut sepi mengiris luka saat mata tertuju pandang sebuah tembok perkasa
Terpenggal sebuah cerita nan klasik di dinding rapuh berserak
Terjerat kisah romantis saat saat cinta menghiasi takdir tergores disana
##
Untaian relung rindu semilir kasih melewati jendela hias berkaca
Ikatan rasa tak pernah sirna tentang bongkahan romansa berpagar kenangan
Batu batu pualam yang menyejukan dan mematri sebuah tali tak teruraikan
Rumah ini beratapkan kesetiaan
Berpijak di lantai kemesraan
Meski rapuh....
Meski termakan usia...
Meski sudah dirimbuni pohon pohon yang tak pernah meninggalkannya
##
Rumah tua....terlalu banyak meninggalkan jejak lara
Doa doa terlangitkan dari bilik kamar nan sederhana
Kulangkahkan kaki ini walau puing-puing berserakan
Terlalu banyak berkorban sehingga tembok perkasamu terabaikan
Disini....semua dilahirkan
Disini ...tempat berjuang
Rumah tua yang kini tidak bertuan.
Cimahi, 11 November 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tersentuh sekali pada baris terakhir *rumah tua yang kini tak bertuan* keren sangat bu
Puisi indah yang menggetarkan hati ibu sayang.. Rumah tua yang meninngalkan jejak lara, namun sekarang tak lagi berpenghuni... Keren dan mempesona ibu cantik... Salam santun
Masih bagus rumahnya, kenangan abadi. Keren bu
Sayang rumahnya ya... Tak ada tuannya.
Sayang rumahnya ya... Tak ada tuannya.