
Air Garam Ajaib (Tantangan gurusiana hari ke 82)
Air Garam Ajaib
“Bun gigi teteh sakit” ungkap si sulung sambil meringis kesakitan sembari memegang pipi sebelah kanannya.
Saya dapati si sulung menangis menahan rasa sakit giginya setelah shalat isya tadi. Setelah selesai menggosok gigi dan melakukan serangkaian rutinitas sebelum tidur. Padahal beberapa menit sebelumnya ia nampak baik-baik saja. Malam ini di rumah memang lebih ramai dari biasanya, karena sepupunya anak-anak datang untuk menginap sejak sore tadi.
Sepupunya yang datang memang berusia sangat dekat dengan anak-anak, sehingga menambah keseruan di aktivitas mereka sore ini. Sayapun berusaha membuat camilan yang disukai mereka, mulai jagung susu keju (jasuke), es campur, mie goreng, tahu buntal dan jus manga. Semua makanan itu mereka lahap bersama-sama, pun dengan minuman yang disajikan mereka juga meminumnya bersama-sama.
Pada waktu magrib mereka diminta untuk melaksanakan sahalat berjamaah bersama, meski usia mereka belum cukup paham tentang kewajiban shalat setidaknya pembiasaan sejak dini akan mengajari mereka dalam proses kehidupannya, sehingga diharapkan ketika besar kelak mereka membawa kebiasaan baik ini bisa dilakukannya secara rutin.
Kembali pada sakitnya gigi si sulung, ia terus meringis kesakitan, tangisannya membuncah dan terus saja tanganya mengusap usap pipi sebelah kanannya.saya coba lihat apa yang sebenarnya terjadi pada giginya. Ternyata kudapati dua gigi ujungnya bolong kecil-kecil dan terlihat ada beberapa makanan yang masih tersisa di dalam gigi yang bolong itu. Saya coba bersihkan sisa-sisa makanan itu berharap rasa sakitnya berkurang. Setelah coba dikorek ternyata sisa jagung tertinggal di dalamnya.
Bukan main rasanya ketika gigi kita sakit, jangankan anak kecil orang dewasa saja kadang tak bisa menahan sakit pada giginya. Hal itu mengingatkan kembali pada masa kecil saya dulu, bagaimana sakitnya ketika gigi bolong, mungkin saat itu usia saya sama seperti usia si sulung saat ini, masih ingat betul dalam pikiran saya malam itu saya terus menangis di pangkuan mama menahan rasa sakitnya gigi yang bolong itu. Berbagai cara dilakukan agar saya diam namun tak ada satupun cara yang berhasil. Hingga waktu menunjukan pukul 01.00 WIB dinihari saya diminta berkumur menggunakan air garam yang diberikan mama saat itu.
Entah keajaiban apa yang terjadi saat itu rasa sakit itu hilang seketika, bukan percaya pada kehebatan air garam yang diminum tapi percaya pada kekuatan doa yang dipanjatkan mama malam itu, meminta kesembuhan saya pada Sang Maha Kuasa melalui air garam. Air garam ajaib mungkin nama yang tepat, namun yang sebenarnya adalah betapa luar biasa doa seorang ibu dan hal itu pula yang biasa saya lakukan pada anak-anak saya ketika sakit bukan saja ketika sakit gigi. Percaya pada kekuatan doa dengan bersabar dan bertawakal pada Allah Subahanahu Wataala.
Cianjur, 01 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar