Cucu Nurajijah

Lahir di Sukabumi 11 Mei 1992, Menempuh pendidikan S1 Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sukabumi...

Selengkapnya
Navigasi Web
BELAJAR DARI BUAH HATI

BELAJAR DARI BUAH HATI

Malam ini seperti biasa tugasku menina bobokan anak – anak. Keduanya harus mendapatkan posisi yang sama, tanpa ada yang dibelakangi salah satunya. Ku pilih posisi telentang dengan posisi kedua tangan merangkul keduanya. Sebelum tidur seperti biasa ku bacakan mereka ayat – ayat al - quran kemudian diakhiri dengan membaca doa sebelum tidur bersamaan dengan kecupan sayang di ubun-ubun mereka berdua.

Sebelum mereka memejamkan mata, ku ajak mereka mengobrol ringan. Ku tanya tentang cita-citanya dan mereka kompak menjawab ingin menjadi hafidz quran, ku tanya alasan mengapa mereka ingin menjadi hafidz quran jawaban mereka sama, keduanya menjawab karena ingin masuk surga. Saya yakin bagi anak seusia mereka konsep surga belumlah tergambar nyata, mereka hanya sering mendengar, menyimpan dan kemudian mengadopsi kata-kata itu. Tapi pertanyaan seperti itu bukanlah pertanyaan pertama yang pernah ku tanyakan pada mereka berdua, sudah beberapa kali bahkan sepertinya sudah hampir tak terhitung. 

Suatu hari si sulung pernah ditanya neneknya ketika selesai  murajaah ba’da magrib, ditanya tentang pertanyaan yang sama dan jawabannya pun sama, sembari meyakinkan perkataannya itu si sulung berkata kalau dia ingin masuk surga bareng – bareng bersama bunda, abi, ade, nenek, abah, uu dan semuanya. Terharu rasanya mendengar perkataan si sulung itu, dan tak terasa air mata ini tak bisa ku bendung, ku tatap wajah polosnya lalu ku peluk erat dan dia bilang “teteh sayang bunda”, semakin pecah tangisanku itu dan dia tanya “bunda kenapa nangis?”. Lalu ku usap air mata ku dan ku lanjutkan kembali mengobrol dengan neneknya anak – anak. 

Memang sering ku sampaikan pada mereka kalau kelak di akhirat kita harus masuk surga bersama, dan syaratnya teteh dan akang harus jadi hafidz quran, tanpa menolak dan ragu mereka menjawab “siap bun”, ada kebanggaan tersebdiri dalam hati melihat anak sebelia mereka begitu antusias mendengar kata surga, dan insha Allah mudah – mudahan menjadi pedoman di seumur hidup mereka. 

Si sulung memang sudah ku biasakan mengaji sejak usianya empat tahun, dan baru delapan bulan lalu si sulung ku ajari untuk menyicil hafalan – hafalan surat surat pendek. Tapi melihat kakak sepupunya sudah punya hafalan dari awal juz 30 maka ku coba terapkan pada si sulung, dan Alhamdulillah si sulung bisa mengikuti program yang ku terapkan itu.

Dengan segala keterbatasan yang ku miliki, ku bertekad sepenuh hati ingin menjadikan kedua buah hatiku hafidz quran yang sesungguhnya, ku ingin mereka menjadi investasi surgaku kelak. Memang tak ada yang mudah, semua tak semudah membalikkan telapak tangan. Emosi, tenaga, pikiran semua bercampur untuk itu.

Si sulung baru saja berusia lima tahun bulan maret lalu dan si bungsu baru akan menginjak usia empat tahun bulan oktober ini, usia mereka memang berdekatan dan Alhamdulillah puji syukur yang tak henti ku panjatkan pada sang pemberi titipan telah menitipkan mereka berdua, anak- anak tangguh pelengkap kebagaianku dan suami.

Lagi – lagi ku katakan mereka adalah anak – anak yang tanpa syarat mencintai kami dengan segala kekurangan kami, anak – anak yang luar biasa, yang mampu mengajarkan kami arti sebuah ketulusan, kesabaran dan kasih sayang. Dari si sulung ku banyak belajar tentang kepeduliaan, si sulung yang sering memberiku contoh nyata tentang hal – hal kecil yang mampu membuat orang lain bahagia, si sulung yang selalu harus berbagi dengan siapapun terutama kepada adiknya. Dari si bungsu ku banyak belajar mencintai tanpa syarat, memelihara dan menjaga apa yang sudah menjadi hak dan belajar tentang sebuah kerja keras, si bungsu yang banyak mengajarkanku tentang arti menghargai, menghargai sekecil apapun sebuah perjuangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat. Salam lietrasi

21 Sep
Balas

keren ibuku..tulisan yang bermakna..semangaat

21 Sep
Balas



search

New Post