Cucu Nurajijah

Lahir di Sukabumi 11 Mei 1992, Menempuh pendidikan S1 Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sukabumi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Daring yang Garing di Masa Pandemi (Tantangan menulis hari ke 14)

Daring yang Garing di Masa Pandemi (Tantangan menulis hari ke 14)

#tantangan_hari_ke_14

DARING YANG GARING DI MASA PANDEMI (Bagian 2)

Cucu Nurajijah

Masih teringat betul tanggal 16 Maret 2020 mereka semua dipulangkan, keputusan itu diambil begitu cepat dan kami para guru mata pelajaran harus membuat lembar kerja sebagai pengganti kegiatan belajar di kelas bagi para peserta didik di rumah, lembar kerja tersebut dibuat hanya untuk dua minggu saja, dengan harapan setelah dua minggu kepulangan peserta didik ke rumah situasi pandemi ini berangsur membaik dan mereka bisa kembali mengenyam pendidikan di sekolah dan pesantren sebagaimana mestinya.

Nyatanya manusia hanya bisa berencana. Pandemi ini semakin meluas, semakin menjadi momok yang sangat menakutkan, di antara kami menatap saling curiga di balik maskernya, hubungaan sosial dibatasi, kegiatan ekonomi dibatasi, tak terkecuali kegiatan ibadah juga dibatasi. Dan kamipun bersama Kepala Sekolah harus kembali membuat strategi baru agar para peserta didik di rumah tetap bisa belajar di tengah situasi pandemi ini. Hingga pada akhirnya sekolah membuat kebijakan dengan membuat Wattsapp Group kelas dengan dibimbing langsung oleh wali kelasnya masing-masing. Tentu ini merupakan pilihan terakhir bagi kami agar akses kami bersama para peserta didik tidak terputus. Dan ini membuatku semakin sedih, perencanaan-perencanaan yang sudah dibuat untuk kegiatan praktikum semuanya ambyar. Antara bingung dan galau harus bagaimana. Tak banyak yang bisa dilakukan akhirnya kegiatan praktikum itu dialihkan ke rumahnya masing-masing.

Untuk mata pelajaran yang saya ampu, peserta didik diminta untuk membuat satu video berisi kegiatan pembacaan puisi dengan tema bebas, puisi yang peserta didik bacakan adalah puisi ciptaan mereka sendiri sebagai pengganti tugas praktikum. Bagi saya praktikum ini bertujuan untuk memudahkan para peserta didik di rumah, dalam pikiran saya hanya membaca puisi saja bagi mereka mudah, tinggal membaca dan divideo, hasilnya bisa langsung peserta didik kirim tanpa harus mengedit ataupun yang lainnya.

Ternyata dugaan saya salah, tidak semua anak dapat dengan mudah mengikuti kegiatan praktikum ini, mulai dari akses internet yang sulit, handhphone mereka yang belum smart tak terkecuali mood belajar mereka di rumah, ini menjadi salah satu faktor kegiatan ini tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Di sinilah kesabaran saya benar-benar diuji, antara harus melakukan kewajiban sebagai pengajar dan melaksanakan kewajiban sebagai ibu rumah tangga dua anak balita.

Kegiatan belajar menggunakan handphone atau daring ini kadang-kadang membuat saya emosional, ketika berharap mereka para peserta didik dapat tepat waktu mengirimkan tugas praktiukm mereka di waktu yang sudah ditentukan, nyatanya yang tepat waktu hanya 20 persennya saja, 80 persen sisanya, mereka mengirimkan jauh di waktu yang sudah ditentukan, bahkan ada beberapa peserta didik yang mengirimkan tugasnya di H-1 sebelum kelulusan. Alasan mereka beragam, ada yang terbatasnya kuota internet yang mereka miliki, ada yang harus berbagi handphone dengan adik atau kakaknya, ada juga yang handphonenya rusak dan masih banyak yang lainnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mari berdoa memohon kepada Allah SWT, agar pandemi segera usai bun....salam literasi

25 Oct
Balas

Itulah salah satu doa yg selalu dipinta bun, ingin pandemi ini segera berlalu, agar bisa leluasa bertemu dengan anak anak, salam sukses ya bunda, salam jauh dari Cianjur

25 Oct

Semoga pandemi ini segera berlalu..salam sukses selalu ya bu

25 Oct
Balas

Aamiin ya Allah, itu doa yang selalu dipinta, ingin kembali normal agar bisa leluasa bertemu anak-anak di kelas. Salam sukses juga bunda, salam kenal dari Cianjur

25 Oct

Aamiin ya Allah, itu doa yang selalu dipinta, ingin kembali normal agar bisa leluasa bertemu anak-anak di kelas. Salam sukses juga bunda, salam kenal dari Cianjur

25 Oct

Pandemi menjadikan akademi.Tantangan terbesar kita adalah mengembalikan mood belajar mereka untuk lebih nyaman dan serasa bertatap muka dg guruny.Namun, ketika sentuhan tidak dpt tergantikan, maka hati kuatkan untuk memberi energi lebih bagi anak2 kita semu.Semangat Bu guru cantikku.

26 Oct
Balas

Tentu umiku seluruh rasa ini tercurah untuk putra putri didikku, semaksimal mungkin melalukan yg terbaik agar mereka ttp merasa rangkulan kami terasa nyata meskipun tatap maya. Terima kasih umiku

26 Oct



search

New Post