MENEMBUS HUJAN (Tantangan gurusiana hari ke 20)
#tantangan_menulis_gurusiana
#tantangan_hari_ke_20
MENEMBUS HUJAN
Cucu Nurajijah
Sabtu yang semu juga kelabu, matahari tak menampakkan sinarnya, kicau burungpun tak segairah biasanya. Sabtu pagi kali ini memang memberi warna berbeda, dengan segala kesibukan dapurku, seperti biasa berjibaku dengan teplon dan teman-temannya. Pagi buta ku dapati pesan pendek dari whattaspp group sekolah tempatku bekerja, untuk bisa berkumpul di sekolah tepat pukul 08.00 WIB pagi. Sabtu ini memang libur panjang, harusnya aku memang tidak harus ke sekolah, karena ada hal terdesak jadi semua guru diminta untuk berkumpul.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB, belum ada tanda-tanda pekerjaan dapurku akan selesai, masih terus ku berfokus pada sambal cobek, goreng ikan, goreng tahu dan tumis labu jagung pavorit anak-anak, masakan khas Sunda sederhana yang selalu menjadi pavorit keluarga. Barulah pukul 08.30 WIB ku bergegas tuk membersihkan diri dan segera bersiap agar bisa cesepatnya berangkat ke sekolah, dengan mengendarai motor matic kesayangan, ku tancap gas dengan hati bergemuruh karena sudah terlambat hampir 30 menit. Sesampainya di sekolah semua sudah bersiap dengan segala aktivitas yang akan dilakukan, dan aku masih terdiam sembari mengatur nafas yang hampir saja menyesakkan dada, kami semua berkumpul untuk membahas hal – hal penting bersama Ibu Kepala Sekolah, ku dapati angin segar dan kabar yang cukup menggembirakan, kabar yang mampu mencairkan rindu yang membelenggu sejak beberapa bulan lalu.
Dzuhurpun tiba, kami semua makan siang bersama, dan melaksanakan shalat bersama, tak lama hujanpun turun membasahi bumi yang kami pijaki, ku tunggu beberapa jam berharap hujan mereda memberiku kesempatan untuk dapat pulang ke rumah. Pukul 15.00 WIB Allah SWT nampaknya kabulkan permintaanku, hujan mereda dan ku bergegas bersiap untuk pulang. Pejalanan menuju rumah tercinta dimulai, cuacana memang mendung tapi hujan tak lagi turun, barulah beberapa kilo meter kemudian antara Campaka-Cibeber hujan kembali turun, aku yang sedag focus mengendarai motor kesayangan merasa kalau hujan ini tak akan besar, karena ku tak bisa menunggu hujannya mereda. Ku coba tembus hujan di tengah cuaca yang begitu dingin, kabut menyelimuti jalan dan tanpa menggunakan jaket juga jas hujan, tak ada sedikitipun rasa kesal ataupun marah, hari ini ku tembus hujan seraya mengucap syukur atas kabar gembira yang didapat hari ini. Semoga Sang Pemberi hujan mencurahkan rahmat dan mencatat setiap tindakannku menjadi jariyah yang bisa ku tabung tuk kembali ke akhirat kelak.
Cianjur, 31 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar