Menjemput Surga

Menyiapkan Bekal Menuju Kekal

Cucu Nurajijah

Kemarin, tanggal 17 Oktober 2020, secara tiba – tiba pak suami mengajak saya ke sebuah acara, dalam hati saya menggerutu, kenapa tak sedari kemarin dia memberi informasi, padahal jika sedari kamarin saya bisa menyiapkan outfit yang cocok dan sebagainya.

Bergegas saya mandi dan bersiap – siap, sedangkan dia yang sudah siap dengan outpitnya pergi untuk membeli sarapan, tepat pukul 08.00 WIB, adalah estimasi waktu di mana kami harus berangkat, karena beberapa hal sehingga pukul 08.30 WIB kami baru berangkat, dalam benak saya terfiir ini akan menjadi perjalanan yang melelahkan, dan benar saja jalanan yang kami lewati adalah jalanan setapak yang hanya akan cukup untuk satu kendaraan saja, bukan hanya itu, jalanan tersebut juga merupakan jalan batu dan tak ubahnya seperti sungai kering, lebih komplitnya lagi trek jalanan tersebut sangat mendebarkan, membuat jantung saya mau berolahraga, jalanan yang terdiri dari beberapa turunan tajam, lengkap dengan tikungan tajam pula. Tentu bisa dibayangkan bagaimana jalanan tersebut sangat berbahaya bagi penggunanya.

Sesampaianya di tempat tujuan, saya dengar riuh suara emak – emak dan anak – anak di dalam MDTA (Madrasah Diniah Taklimiyah Awaliah), berdasarkan infromasi yang saya dapat ternyata sedang diadakan peringatan “Maulid Nabi Muhammad SAW”, jelas ini adalah perayaan yang sangat awal, mengingat hari itu masih termasuk bulan “Safar” lebih tepatnya akhir di bulan “Safar”, saya mencoba bergabung di tengah riuh lautan emak – emak, saya ikuti dengan seksama acara demi acara, hingga tibalah pada acara puncak yaitu tausiah, meskipun kami harus bersabar menunggu hampir satu jam, karena DAI mengalami kemacetan di perjalanan.

Saya lihat waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB, sang DAI langsung memaparkan isi tausiahnya, banyak sekali hal yang tentu sangat bermanfaat buat saya pribadi, dimulai dari betapa besarnya pahala “tolabul ilmi” terlebih jarak juga melengkapi pahala yang akan diraih. Selain itu ada hal menarik yang saya dapat yakni mengenai empat amalan yang sangat dicintai Allah SWT, diantaranya :

1. Shalat di awal waktu

2. Berbakti kepada orang tua

3. Jihad di jalan Allah SWT

4. Membaca Al-quran

Keempat amalan tersebut nampaknya terdengar sederhana. Namun pada prakteknya seringkali kita lalai dan sulit. Dari hari ini saya belajar ternyata belum banyak bekal yang saya punya menuju kekal, belum banyak kebaikan yang sudah saya lakukan, seringkali saya lalai dalam melaksanakan shalat, sayapun beluM mampu berbakti sepenuhnya terhadap orang tua saya, sering kali masih sulit untuk menyisihkan sebagian harta untuk jihad di jalan Allah, seringkali masih malas untuk pergi ke majlis ilmu dan majlis taklim dan masih tertarik menonton drama di televisi berjam – jam daripada membaca Al-quran.

Semoga Allah mengampuni setiap kelalaian dan saya bisa menjadi sebaik – baiknya mahluk agar dicintai Allah SWT.

Cianjur, 17 Oktober 2020