
PAHLAWAN IDAMAN (Tantangan gurusiana hari ke 12)
#Tantangan _menulis_gurusiana
#Tantangan_hari_ke_12
#Tantangan_menulis_30_hari
PAHLAWAN IDAMAN
Cucu Nurajijah
Ku lihat pakaian lusuhnya, kaos berwana kuning lengan panjang dan celana lepis panjang, adalah pakaian yang menjadi saksi kunci perjuangannya hari ini, senyum terurai darinya, tak sedikitpun ia terlihat kecewa, marah, ataupun kesal terhadap hari yang mungkin baginya bukan hari yang menguntungkan.
Adalah dia seorang supir angkutan umum, lelaki paruh baya itu adalah pahlawan idaman bagi anak – anaknya dan tulang punggung bagi keluarganya, hari ini ia harus pulang dengan tangan hampa, sejak dari terminal tak satupun menumpang yang menaiki mobil yang dikemudikannya, dan akulah orang pertama yang menaikinya, itupun untuk rute yang dekat.
Sekitar 200 meter kemudian kembali seorang ibu paruh baya akhirnya menaiki mobil tersebut, selama perjalanan pulang ia sang supir sempat berkeluh kesah karena hari ini sepi penumpang, dan terpaksa harus pulang dengan mobil kosong, padahal ku tau ada keluarga yang menantinya di rumah, menanti berapa besaran yang ia dapat hari ini.
Dalam setiap langkah perjuangannya, tentu ada doa istri dan anak – anak yang membersamainya, mendoakan yang terbaik agar perjuangannya berbuah hasil. Hal tersebut mengingatkanku pada sosok lelaki yang merupakan cinta pertamaku, Yaah dia adalah sosok ayah, lelaki yang ku panggil Abah itu tanpa kenal lelah selalu dan selalu berjuang untuk keluarganya, tak pernah sekalipun mendengar ia berkeluh kesah, selalu berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Betapa besar perjuangannya, tubuhnya harus mampu bertahan di segala situasi dan kondisi, harus mampu bertahan ketika badai menghadang, ketika angin menerpa dan ketika matahari terik. Makin hari ku lihat kerutan di wajahnya semakin bertambah dan kulinya semakin gelap. Namun, senyum yang terurai dari bibirnya menyembunyikan beban yang dipikulnya.
Berkaca diri, sebagai anak belum mampu membahagiakannya, membalas semua jasa – jasanya, dan menentramkan hatinya, hanya mampu memeluk ia dalam doa, seraya meminta pada Sang Maha Kuasa agar ia diberi umur panjang dan berkah kesehatan, agar kelak suatu hari nanti senyum itu terurai kembali karena ku telah mampu membahagiakannya.
Cianjur, 23 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar