Cucu Nurajijah

Lahir di Sukabumi 11 Mei 1992, Menempuh pendidikan S1 Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sukabumi...

Selengkapnya
Navigasi Web
PANTASKAH DIPANGGIL IBU (Tantangan gurusiana hari ke 22)
https://www.alodokter.com/hati-hati-pola-makan-ibu-hamil-yang-buruk-bisa-picu-bayi-lahir-cacat

PANTASKAH DIPANGGIL IBU (Tantangan gurusiana hari ke 22)

#tantangan_menulis_gurusiana

#tantangan_hari_ke_22

PANTASKAH DIPANGGIL IBU

Cucu Nurajijah

Menjadi ibu adalah gelar yang sangat berharga bagi seorang wanita, sebuah kebagaiaan luar biasa dan tak terhingga. Menjadi ibu adalah kebanggaan terbesar dalam hidup, pencapaian dan prestasi tertinggi yang tak mampu dibayar lunas dengan materi. Hal itu pula yang ku rasakan menjadi ibu muda di usia 24 tahun dengan buah hati peertama berjenis kelamin perempuan dan di usia 25 tahun dikarunia buah hati kedua berjenis kelamin laki-laki. Sungguh kehadiran mereka mampu memberi warna dalam kehidupan rumah tanggaku dan suami, anak- anak yang dititipkan Sang Pemberi Amanah adalah salah satu doa yang diibajah-Nya.

Rasa haru dan bangga terus menyelimuti kebahagiaan keluarga kecilku, ku temani setiap proses perkembangannya, tak sekalipun ku ingin melewatkan hari untuk terus melihat setiap detik kemampuan barunya, mereka tumbuh menjadi anak-anak yang lucu dan menggemaskan.

Tapi pernahkah sekali saja kita merasa bahwa sudah pantaskahkah kita menjadi ibu? atau dipanggil ibu oleh buah hati kita?, dengan segala kekurangan yang dimiliki, segala keterbatasan yang terdapat pada diri, yang tak memiliki lautan sabar, yang tak memiliki ilmu yang mumpuni untuk mendidik sang buah hati. Bagi sebagian orang sudah mampu menyelesaikan pendidikan pada tingkat starata satu mungkin dianggap sudah cukup ilmu yang dimiliki, nyatanya ilmu yang didapat tidak seberapa bahkan sangat kurang untuk diaplikasikan untuk medidik buah hati.

Jika setiap anak bisa memilih dari ibu mana mereka dilahirkan, maka aku bukanlah rekomendasi yang baik untuk mereka, jika mereka tahu mereka akan dilahirkan dari ibu seperti diriku mungkin sejak awal mereka akan memilih untuk menggantinya. Namun semua yang terjadi sudah tertulis di lauh mahfudz, jauh sebelum mereka dititipkan kepada ibu sepertiku. Ibu yang mudah marah, mudah kesal, teledor, tidak telaten dalam mengurusi mereka, tidak sabar ketika mengajari mereka dan hal-hal buruk lainnya. Semua terjadi semata-mata karena kurangnya ilmu yang dimiliki. Padahal jauh sebelum kehidupan ini ku jalani Rasulullah sudah mencontohkan hal-hal baik dalam mendidik buah hati. Namun pada prakteknya hal tersebut sangatlah sulit karena ego masih menguasai diri.

Nak maafkan ibumu yang sebenernya belum layak menjadi ibu, belum pantas dipanggil ibu, maafkan untuk segala kekurangan diri, maafkan untuk setiap sikap yang mungkin membuatmu sakit hati, maafkan untuk setiap ucap yang mungkin menggoreskan luka di hati. Terima kasih telah menerimaku sebagai ibumu, yang tak pernah memberi syarat akan segala kecacatan diriku. Doa terbaikku untukmu.

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga setiap kebaikan yang kita lakukan memberi arti mendalam bagi si buah hati, yang mampu melekat dalam sanubari sepanjang hayatnya.Terima kasih Bu Gr.Salam Literasi

02 Nov
Balas

Semua ibu pasti berpikir, kita bukan ibu terbaik tetapi akan selalu melakukan yang terbaik untuk buah hatinya. Semangat.Salam Literasi.

02 Nov
Balas



search

New Post